Foto, ilustrasi seorang perempuan sedang menghayati dan merasakan perubahan energi pasangannya. |
Queensha.id - Edukasi Sosial,
Banyak kisah cinta retak bukan karena bukti perselingkuhan yang nyata, tetapi karena perasaan yang sulit dijelaskan. Tubuh seorang perempuan, konon, bisa merasakan perubahan energi pasangannya meskipun tak ada kata-kata yang diucapkan. Sentuhan yang dulu hangat terasa hambar. Ciuman yang dulu penuh gairah mendadak terasa kosong.
Fenomena ini membuat banyak perempuan tiba-tiba merasa tidak nyaman, cemas, atau kehilangan kedekatan emosional dengan pasangan. Bukan lantaran mereka paranoid, melainkan karena intuisi tubuh dan jiwanya menangkap ada sesuatu yang berubah.
“Wanita yang mencintai dengan dalam memiliki sensitivitas emosional yang sangat tinggi. Mereka tidak sekadar membangun relasi fisik, melainkan koneksi batin,” ujar dr. Ratna Sari, Psikolog Klinis dan Dosen Psikologi Universitas Indonesia, Jum'at (3/10).
Menurutnya, ikatan emosional yang terjalin dalam sebuah hubungan bukan hanya soal interaksi verbal, tetapi juga komunikasi non-verbal dan dari bahasa tubuh, nada suara, hingga energi psikologis.
“Ketika pasangan mulai tidak konsisten dalam perhatian, kasih sayang, atau bahkan cara memandang, wanita bisa merasakannya lebih cepat daripada sekadar menunggu bukti perselingkuhan. Inilah yang sering kita sebut sebagai gut feeling atau intuisi,” jelasnya.
Perselingkuhan dan Dampaknya secara Psikologis
dr. Ratna menyebut, perselingkuhan tidak hanya melukai hati, tetapi juga menimbulkan guncangan psikologis mendalam. Perempuan bisa mengalami penurunan rasa percaya, gangguan kecemasan, hingga gejala mirip trauma.
“Perselingkuhan adalah bentuk betrayal trauma. Bagi perempuan yang sudah memberikan kepercayaan penuh, tubuh mereka bisa bereaksi lebih dulu sebelum pikiran menyadarinya. Itulah sebabnya, banyak perempuan merasa hampa atau gelisah meski mereka belum tahu fakta sebenarnya,” tambahnya.
Dalam praktik konseling, banyak perempuan yang mengaku tahu pasangannya berubah tanpa bisa menunjuk bukti konkret. “Sering kali mereka berkata, ‘Aku tahu dia bukan milikku lagi, rasanya berbeda.’ Itu sah, dan justru bagian dari kepekaan emosional,” kata dr. Ratna.
Intuisi Bukan Sekadar Perasaan Kosong
Psikologi modern sendiri telah meneliti fenomena ini. Intuisi dianggap sebagai hasil dari ribuan sinyal kecil—dari nada suara, kontak mata, perubahan sikap—yang dikumpulkan otak bawah sadar. Perempuan, secara umum, terbukti lebih peka dalam menangkap micro-expression atau ekspresi kecil yang tidak disadari lawan bicara.
“Jadi bukan mistis, bukan pula sekadar perasaan kosong. Intuisi adalah respon alami tubuh terhadap inkonsistensi emosional yang ditangkap dari pasangan,” tegas dr. Ratna.
Pesan untuk Pasangan
Bagi pasangan, menjaga kejujuran emosional adalah kunci. “Kalau memang ada masalah atau godaan, bicarakan. Jangan biarkan pasangan Anda merasa seolah intuisi mereka salah. Karena tubuh dan hati mereka sering kali sudah bicara lebih dulu,” tutup dr. Ratna.
***