Foto, ilustrasi seorang perempuan menangis karena suaminya. |
Queensha.id - Edukasi Sosial,
Banyak suami merasa telah bekerja keras, berusaha dengan cara yang halal, namun tetap saja rezekinya terasa seret. Usaha tak kunjung berhasil, pekerjaan terasa berat, bahkan hidup terasa sempit. Dalam pandangan Islam, bisa jadi penyebabnya bukan pada kurangnya ikhtiar, melainkan pada bagaimana seorang suami memperlakukan istrinya.
Islam mengajarkan bahwa keberkahan rezeki bukan hanya soal usaha duniawi, tetapi juga berkaitan erat dengan hubungan antar manusia, terutama terhadap pasangan hidup. Istri bukan sekadar teman hidup, tetapi juga ladang pahala dan cerminan akhlak seorang suami.
Rezeki Bisa Tersumbat Karena Sikap kepada Istri
Jika seorang suami merasa rezekinya tersendat padahal cara mencari nafkahnya sudah baik dan benar, maka langkah pertama yang dianjurkan para ulama adalah muhasabah diri yaitu introspeksi terhadap sikap dan perlakuannya kepada sang istri.
Apakah ia telah menghargai dan membahagiakannya?
Ataukah tanpa sadar sering menyakiti hatinya dengan ucapan atau perlakuan kasar?
Dalam salah satu ceramahnya, KH. Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menegaskan bahwa ridha seorang istri terhadap suaminya dapat membawa kelapangan rezeki.
“Kalau kamu ingin rezekimu lancar, bahagiakanlah istrimu. Karena ketika istrimu ridha, maka Allah pun ridha. Tapi kalau hatinya terluka, maka keberkahan bisa tertutup,” ujarnya dalam kajian tafsir di Rembang.
Istri yang tersenyum karena kebaikan suaminya adalah doa tanpa suara yang naik ke langit. Sebaliknya, air matanya bisa menjadi hijab yang menahan turunnya rahmat dan rezeki.
Pandangan Ulama: Istri Adalah Amanah dan Sumber Keberkahan
KH. Quraish Shihab dalam tafsir Al-Mishbah menjelaskan bahwa seorang suami yang memperlakukan istrinya dengan kasih sayang sejati sesungguhnya sedang membuka pintu rezekinya sendiri.
“Allah menjadikan keluarga sebagai tempat bernaung dan sumber ketenangan. Ketika seorang suami menebar kasih dan hormat pada istrinya, maka keberkahan akan Allah limpahkan dalam kehidupannya,” tulis beliau.
Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Surah Ar-Rum ayat 21:
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.”
Ketenangan (sakinah) dan kasih sayang (rahmah) yang dijaga dalam rumah tangga menjadi sebab datangnya keberkahan hidup, termasuk dalam urusan rezeki.
Menurut Hukum Islam: Nafkah Lahir dan Batin Wajib Dijalankan dengan Ihsan
Dalam hukum Islam, kewajiban suami tidak berhenti pada memberi nafkah lahir berupa uang, makanan, dan tempat tinggal. Lebih dari itu, nafkah batin berupa kasih sayang, perhatian, dan penghormatan juga wajib ditunaikan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah yang paling baik di antara kalian terhadap istriku.” (HR. Tirmidzi)
Hadis ini menjadi dasar bahwa kebaikan seorang suami terhadap istri adalah ukuran kualitas keimanannya. Maka, jika seorang suami lalai atau memperlakukan istrinya dengan kasar, rezekinya bisa terhalang oleh doa-doa yang tak lagi terucap dari hati sang istri.
Jalan Keluar: Perbaiki Sikap, Pulihkan Kasih
Jika rezeki terasa seret, jangan hanya menyalahkan nasib. Cobalah perbaiki hubungan dengan istri:
- Mintalah maaf atas sikap yang pernah menyakiti.
- Luangkan waktu mendengarkan keluh kesahnya.
- Hargai perjuangannya dalam mengurus rumah dan keluarga.
- Berikan kebahagiaan sederhana, karena dari senyum istri, Allah bisa menumbuhkan keberkahan yang luar biasa.
Rezeki yang berkah bukanlah tentang banyaknya uang, melainkan tentang tenangnya hati, sehatnya keluarga, dan bahagianya istri yang menemani setiap langkah perjuangan.
***
(Queensha Jepara / 5 Oktober 2025)