Foto, sepasang kakek dan nenek yang merupakan orang tua dari anak-anaknya. Sumber foto: Hipwe. |
Queensha.id - Edukasi Sosial,
Orang tua tidak pernah takut miskin ketika menafkahi anak-anaknya. Namun, ironisnya, banyak anak yang justru merasa takut kekurangan saat harus menafkahi orang tuanya di masa tua. Padahal, di balik setiap rezeki yang kita dapat, ada doa dan air mata yang dahulu mereka curahkan demi membesarkan kita.
Menafkahi orang tua bukan hanya soal materi, tetapi juga soal rasa hormat, kasih sayang, dan bentuk nyata dari rasa syukur kepada Allah. Sebab, sehebat apa pun pencapaian seseorang, tanpa restu dan doa orang tua, kebahagiaan sejati tak akan pernah bisa diraih.
Kasih yang Tak Pernah Berhenti
Seorang ibu mampu merawat tujuh anaknya dengan sabar dan penuh kasih, namun belum tentu tujuh anak mampu membahagiakan satu ibu.
Seorang ayah mampu bekerja keras menghidupi tujuh anaknya, tetapi belum tentu tujuh anak sanggup menghidupi satu ayah di masa senjanya.
Waktu berjalan cepat. Rambut mereka memutih, tubuh mereka membungkuk, dan wajah mereka penuh kerutan. Namun satu hal yang tak berubah: kasih sayang mereka kepada anak-anaknya, tanpa pamrih, tanpa mengharap balasan.
Maka sebelum terlambat, tanyakan pada diri sendiri: Sudahkah kita membuat mereka tersenyum hari ini?
Sudahkah kita menenangkan hatinya dengan perhatian dan kasih?
Pandangan Ulama: Menafkahi Orang Tua adalah Kewajiban Mulia
Menurut KH. Quraish Shihab, menafkahi orang tua yang sudah lanjut usia merupakan bentuk tanggung jawab moral dan spiritual anak terhadap orang tuanya. Dalam tafsir Al-Mishbah, beliau menjelaskan bahwa berbuat baik (ihsan) kepada orang tua tidak berhenti pada masa kecil, tetapi justru diuji saat anak sudah mapan.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Isra ayat 23–24:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’, dan janganlah engkau membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka telah mendidik aku waktu kecil.’”
Dalam hadis riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
“Celaka seseorang yang mendapati kedua orang tuanya dalam keadaan lanjut usia, salah satu atau keduanya, namun ia tidak masuk surga karena (tidak berbakti kepada) keduanya.”
Artinya, keberkahan hidup seseorang sangat erat kaitannya dengan bagaimana ia memperlakukan kedua orang tuanya.
Menurut Hukum Islam: Wajib Bila Orang Tua Membutuhkan
Menurut pandangan fikih, menafkahi orang tua hukumnya wajib apabila orang tua sudah tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Hal ini dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ dan diperkuat dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Kewajiban anak terhadap orang tua mencakup:
- Memberikan nafkah lahir (pangan, sandang, tempat tinggal).
- Memberikan nafkah batin (perhatian, kasih sayang, dan penghormatan).
- Menjaga kehormatan dan nama baik orang tua.
Namun, Islam menekankan bahwa pemberian tersebut harus dilakukan dengan niat ikhlas dan penuh cinta, bukan sekadar kewajiban formal.
Keberkahan Hidup Dimulai dari Bakti
Menafkahi orang tua tidak akan membuat seseorang miskin. Justru, doa restu dari mereka adalah kunci kelapangan rezeki dan ketenangan hidup.
Rasulullah SAW bersabda:
“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.” (HR. Tirmidzi)
Maka, sebelum mengejar dunia yang tiada akhir, pulanglah sebentar. Lihat wajah orang tuamu, genggam tangannya, dan ucapkan terima kasih atas segala cinta yang tak pernah berhenti.
Karena uang bisa dicari, ilmu bisa digali, jabatan bisa diraih tapi kesempatan membahagiakan orang tua tak akan datang dua kali.
***
(Queensha Jepara / 5 Oktober 2025)