Notification

×

Iklan

Iklan

Shandhika Widya Cinema Minta Maaf, Hentikan Aktivitas Usai Tayangan Xpose Uncensored Tuai Protes Pesantren

Senin, 20 Oktober 2025 | 19.19 WIB Last Updated 2025-10-20T12:20:22Z

Foto, tampilan rumah produksi film dan hiburan, Shandika Widya Cinema.

Queensha.id - Jakarta,


Rumah produksi Shandhika Widya Cinema akhirnya menyampaikan permohonan maaf terbuka atas tayangan Xpose Uncensored edisi 13 Oktober 2025 di Trans7, yang menimbulkan kegaduhan dan protes keras dari berbagai kalangan pesantren.


Melalui unggahan video resmi di akun Instagram @shandhikaph, Direktur Personalia Sigit Wahyana menegaskan bahwa pihaknya menyesali tayangan yang dianggap menyinggung kalangan santri dan pondok pesantren tersebut. Ia juga mengumumkan penghentian seluruh aktivitas perusahaan sejak 14 Oktober 2025 sebagai bentuk pertanggungjawaban moral.


“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya Sigit Wahyana, Direktur Personalia PT Shandhika Widya Cinema. Berkaitan dengan tayangan Xpose Uncensored edisi Senin, 13 Oktober 2025, kami menyatakan memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Kyai, kepada Nyai, kepada para Santri yang visualnya ada dalam materi tersebut,” ujar Sigit dalam pernyataan videonya.


Sigit juga secara khusus menyampaikan permintaan maaf kepada pengurus besar Nahdlatul Ulama (PBNU), seluruh warga Nahdliyyin, serta alumni Pondok Pesantren Lirboyo yang merasa tersinggung atas konten tayangan tersebut.


“Kami menyadari kekeliruan dan kesalahan dalam produksi konten yang menimbulkan keresahan di masyarakat luas. Sebagai bentuk tanggung jawab, semua pihak yang terlibat dalam pembuatan tayangan tersebut telah diberhentikan, dan seluruh kegiatan perusahaan resmi dihentikan per 14 Oktober 2025,” tambahnya.



Trans7 dan CT Corp Sambangi Ponpes Lirboyo


Sebagai tindak lanjut atas kontroversi yang meluas, perwakilan Trans7 dan CT Corp juga telah mendatangi Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri, Jawa Timur, pada Rabu (15/10). Kunjungan tersebut bertujuan untuk menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada jajaran pengasuh pesantren dan para santri.


Kedatangan tim Trans7 disambut oleh perwakilan pengurus pondok. Dalam pertemuan itu, pihak televisi berkomitmen untuk lebih berhati-hati dalam memilih dan menayangkan konten, terutama yang berkaitan dengan lembaga keagamaan.



Gelombang Reaksi dan Evaluasi Industri


Tayangan Xpose Uncensored, yang dikenal dengan format liputan terbuka di balik kehidupan sosial, sempat menampilkan potongan visual yang dinilai mengarah pada penistaan lembaga pendidikan Islam. Reaksi keras pun muncul dari kalangan pesantren dan masyarakat umum.


Sejumlah tokoh keagamaan menilai kejadian ini sebagai pelajaran penting bagi industri media untuk lebih sensitif terhadap nilai-nilai moral dan keagamaan di Indonesia.


“Media punya tanggung jawab sosial. Tayangan yang menyentuh wilayah keagamaan harus dilakukan dengan kehati-hatian dan riset mendalam, bukan sekadar mengejar sensasi,” kata seorang pengamat komunikasi publik di Jakarta.


Dengan langkah permintaan maaf dan penghentian operasional tersebut, Shandhika Widya Cinema berharap kepercayaan masyarakat dapat pulih secara bertahap. Namun, kejadian ini menjadi catatan penting bagi seluruh insan media agar tetap menjunjung etika jurnalistik dan menghormati nilai-nilai yang hidup di tengah masyarakat.


***

Queensha Jepara | 20 Oktober 2025.