Foto, warung es teh di Desa Batealit, Jepara. |
Queensha.id - Jepara,
Sebuah warung es teh yang terletak di RT 04 RW 01, Dukuh Sengon, Desa Batealit, Kecamatan Batealit, belakangan menjadi perbincangan hangat warga. Warung yang berada tepat di tepi jalan raya Batealit–Somosari–Mindahan Kidul itu diduga bukan hanya menjual es teh dan minuman biasa, melainkan juga menyediakan minuman keras yang memicu keresahan.
Informasi yang dihimpun, warung tersebut dikelola oleh pasangan suami-istri berinisial SA dan DAS, yang disebut-sebut sebagai perangkat desa Batealit. Meskipun yang kerap menjaga warung adalah ibu dari DAS, namun kepemilikan tetap mengarah pada pasangan tersebut.
Warga Mengaku Terganggu
Seorang warga berinisial A (39) mengaku keberadaan warung itu menimbulkan ketidaknyamanan.
“Memang warung itu jual es teh, kopi, dan es biasa. Tapi sekarang ada juga es moni, minuman tren yang mirip minuman keras, bahkan diduga menyediakan minuman keras lainnya. Anak-anak muda sering nongkrong sampai larut malam, suaranya mengganggu sampai ke rumah warga. Kami resah, tapi tidak ada yang berani menegur,” ujarnya kepada media, Kamis (2/10/2025) pagi.
Keresahan warga kian meningkat karena aktivitas tongkrongan kerap terjadi pada malam minggu, hingga mengganggu ketenangan lingkungan sekitar.
Aktivis: Harus Ada Tindakan Tegas
Sementara itu, seorang aktivis desa berinisial AP (38) menilai persoalan ini tidak bisa dibiarkan. Menurutnya, es moni termasuk kategori minuman keras dan jika terus berlanjut tanpa pengawasan, dikhawatirkan menimbulkan dampak sosial lebih luas.
“Nongkrong sambil minum es teh atau kopi wajar. Tapi kalau sudah berlebihan, apalagi sampai mengganggu warga, itu jelas salah. Kami berharap pemerintah desa segera menindaklanjuti dan menegur. Kalau tidak ada tindakan, masyarakat sendiri yang akan bersikap,” tegasnya.
Pihak Desa Angkat Bicara
Saat dikonfirmasi, Carik Desa Batealit mengaku belum mengetahui secara jelas aktivitas warung tersebut.
“Mohon maaf, saya kurang tahu. Setahu saya warung itu penjual es teh. Kalau malam buka atau tidak, saya kurang paham. Tadi malam dicek memang tidak buka. Sejauh yang saya tahu, pemilik warung adalah ibunya perangkat desa,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Batealit, Tugi, hingga berita ini diturunkan, belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan warung es teh yang meresahkan tersebut.
Menanti Respons Aparat
Kasus ini menjadi sorotan warga karena menyangkut kenyamanan lingkungan sekaligus kredibilitas perangkat desa. Masyarakat menunggu langkah tegas dari pemerintah desa maupun aparat terkait untuk memastikan kebenaran dugaan tersebut dan memberikan rasa aman bagi warga sekitar.
***
Sumber: RPN/Yusron.