| Foto, Celine Evangelista di gala premiere film horor, "Danyang Wingit". |
Queensha.id – Jakarta,
Penampilan Celine Evangelista di gala premiere film horor terbarunya Danyang Wingit: Malam Jumat Kliwon berhasil mencuri perhatian publik. Ia tampil mengenakan kebaya beludru hijau tua dengan sentuhan Paes Jawa klasik yang berpadu harmonis dengan hijab modern, menciptakan kesan sakral sekaligus elegan.
Busana yang identik dengan pengantin Jawa ini menjadi simbol kekuatan karakter yang ia perankan dalam film tersebut. Celine disebut tampil memukau, anggun, dan penuh filosofi tanpa meninggalkan identitas barunya sebagai wanita berhijab.
Paes Jawa Berhijab, Simbol Anggun yang Tetap Religius
Dalam unggahan sang makeup artist, Hepi David, tampak Celine mengenakan riasan Paes Jawa modifikasi yang disesuaikan agar tetap menutup aurat. Biasanya, Paes dilukis langsung di kulit dahi, namun kali ini diterapkan di atas ciput berwarna kulit, sehingga rambut dan dahi tetap tertutup sempurna.
Hepi menjelaskan, langkah ini dilakukan agar filosofi Paes tidak hilang, tetapi tetap sesuai dengan nilai kesopanan seorang muslimah. Sentuhan bunga melati yang menjuntai dan mahkota cunduk mentul membuat penampilannya semakin khas bak pengantin keraton.
“Paes-nya tetap berfilosofi, tapi lebih lembut dan menutup aurat,” tulis Hepi David di Instagram.
Citra Mistis yang Sejalan dengan Film Danyang Wingit
Pemilihan gaya riasan tersebut bukan tanpa alasan. Dalam film Danyang Wingit: Malam Jumat Kliwon, Celine berperan sebagai Citra, seorang sinden muda yang tanpa sadar dijadikan tumbal oleh sang dalang untuk menguasai ilmu hitam demi hidup abadi.
Karakter ini menuntut aura misterius dan elegan khas perempuan Jawa, sehingga Paes menjadi elemen penting dalam membangun atmosfer budaya dan spiritual di balik film tersebut.
“Celine bukan sekadar tampil cantik, tapi membawa makna simbolik: keanggunan, pengorbanan, dan kekuatan batin,” ujar sang produser, Agus Riyanto.
|
Makeup Bold Berpadu Filosofi Tradisional
Untuk melengkapi penampilan adatnya, makeup Celine menonjolkan smokey eyes berwarna keemasan dan eyeliner tajam yang mempertegas ekspresi. Riasan mata tersebut dipadukan dengan lipstik nude lembut agar tidak mengalahkan nuansa Paes yang dominan.
Dengan perpaduan antara teknik rias modern dan filosofi tradisi Jawa, wajah Celine memancarkan kesan kuat, misterius, namun tetap lembut—seolah menjadi cerminan karakter yang diperankannya di layar lebar.
Makna Filosofis di Balik Paes Jawa
Paes Jawa bukan sekadar lukisan hitam di dahi. Setiap lekukannya menyimpan doa dan simbol kehidupan.
- Gajahan (lekukan tengah): Melambangkan kesucian dan harapan agar pemakainya ditinggikan derajatnya.
- Pengapit: Menggambarkan kendali diri dan kebijaksanaan dalam menempuh jalan hidup.
- Penitis: Simbol kehati-hatian agar setiap langkah memiliki arah dan tujuan yang benar.
Dengan tetap mempertahankan elemen-elemen ini di atas hijab, Celine seolah memadukan tradisi luhur dan nilai spiritual modern dalam satu tampilan yang memukau.
Elegan, Mistis, dan Sarat Makna
Penampilan Celine Evangelista di gala premiere Danyang Wingit bukan sekadar aksi fesyen, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap budaya Jawa yang kaya makna. Ia berhasil membuktikan bahwa keanggunan tradisional dapat berpadu indah dengan prinsip religius tanpa kehilangan nilai estetiknya.
***
Reporter: Tim Queensha Entertainment
Editor: Vico Rahman.
Queensha Jepara – 11 November 2025