Notification

×

Iklan

Iklan

Dibunuh dengan Tangan Terikat dan Kepala Dibungkus Plastik, Misteri Kematian Kus di Pemalang Mengarah ke Motif Utang

Senin, 24 November 2025 | 21.48 WIB Last Updated 2025-11-24T14:50:09Z

Foto, rumah di perumahan yang ditemukan mayat perempuan.

Queensha.id – Pemalang,


Kasus pembunuhan sadis kembali mengguncang Jawa Tengah. Seorang ibu rumah tangga berinisial Kus (38) ditemukan tewas di kamar mandi rumah kosong di Perumahan Kota Bale Agung (KBA), Desa Saradan, Kecamatan Pemalang, Minggu malam (23/11/2025). Tubuhnya meringkuk, tangan dan kaki terikat tali tambang plastik, sementara kepala dibungkus plastik hitam kejadian ini indikasi kuat bahwa korban tewas dibunuh dengan cara keji dan terencana.


Kus, ibu dua anak asal Desa Lawangrejo, sebelumnya dilaporkan hilang sejak Sabtu siang. Ia berpamitan kepada keluarga untuk bertemu seseorang terkait urusan utang-piutang. Siang itu menjadi jejak terakhirnya dalam keadaan hidup.



Motif Utang: Polisi Bidik Tetangga Sendiri


Dari pengembangan penyelidikan, polisi menemukan arah kuat bahwa pelaku pembunuhan adalah tetangga korban sendiri, seorang pria yang diduga memiliki utang kepada Kus. Korban datang ke rumah tersebut untuk menagih langsung pembayaran tunai.


Kasatreskrim Polres Pemalang AKP Johan Widodo mengatakan pihaknya telah mengantongi identitas terduga pelaku dan kini melakukan pengejaran intensif.


“Kondisi korban ditemukan dalam keadaan tangan dan kaki terikat, serta kepala terbungkus plastik. Diperkirakan sudah meninggal sekitar 12 jam sebelum ditemukan. Ada luka di kepala, namun bukan akibat senjata tajam,” jelas Johan.


Rumah tempat korban ditemukan merupakan rumah baru milik terduga pelaku yang sebelumnya belum ditempati. Bagian atap belakang rumah juga ditemukan bolong, diduga sebagai jalur pelaku kabur setelah melakukan aksinya.



Kronologi Hilangnya Korban


Menurut keluarga, Sabtu (22/11) pukul 13.00 WIB, Kus terlihat tergesa-gesa keluar rumah. Ia berdalih hendak menemui “teman dekat” untuk menyelesaikan urusan penting. Dalam pesan singkat kepada sahabatnya, ia menyebut sedang menuju rumah seseorang untuk menagih uang.


Namun hingga malam, Kus tak kunjung pulang. Ponselnya tak aktif. Pencarian dilakukan, tetapi tidak membuahkan hasil.


Pada Minggu sore, keluarga kembali menelusuri wilayah sekitar dan memperoleh informasi mencurigakan tentang rumah salah satu tetangga, Slamet, yang pada hari itu terlihat masuk ke rumah barunya namun tidak tampak keluar lagi.


Kecurigaan itu mengarah pada lokasi temuan jenazah Kus.



Saksi: Saya Menunggu Lama, Dia Tidak Keluar-keluar


Tedi, teman pelaku, menjadi salah satu saksi kunci. Ia mengaku diminta oleh Slamet untuk menjemputnya di sebuah rumah sakit karena istrinya sedang melahirkan. Setelah itu, Slamet meminta diantar ke rumah barunya di KBA.


“Saya nunggu di depan rumah itu cukup lama. Tapi dia tidak keluar-keluar,” ujar Tedi.


Saat Tedi menunggu, keluarga korban datang dan langsung menerobos masuk. Teriakan histeris pun pecah ketika mereka menemukan tubuh Kus sudah tidak bernyawa di kamar mandi.



Tangis Menggema saat Jenazah Tiba di Rumah Duka


Suasana duka tidak terbendung ketika jenazah Kus tiba di Desa Lawangrejo, Senin sore. Ratusan warga memadati ruas jalan desa. Tangis keluarga pecah, terutama adik korban, Ipank, yang tidak terima kakaknya dibunuh secara keji.


“Pelaku harus dihukum setimpalnya. Dia membunuh seolah-olah bukan manusia,” ucap Ipank dengan suara bergetar.


Keluarga menyebut dugaan mereka mengarah pada Slamet semakin kuat setelah mengetahui korban ditemukan tepat di rumah tersebut.



Polisi Masih Buru Pelaku


Hingga berita ini ditulis, terduga pelaku belum tertangkap. Polisi telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk sahabat korban dan warga sekitar. Pemeriksaan autopsi oleh tim Inafis Polda Jateng telah dilakukan untuk memastikan penyebab pasti kematian.


Kasatreskrim menegaskan:


“Motif sementara mengarah ke utang-piutang. Namun penyidikan masih berlangsung. Kami melakukan pengejaran agar pelaku segera ditangkap.”


Kasus ini menambah deret panjang tragedi kriminalitas berbasis utang yang sebelumnya juga terjadi di sejumlah daerah di Jawa Tengah.


***

Tim Redaksi Queensha Jepara