Notification

×

Iklan

Iklan

Kasus DBD di Jepara Tembus 2.327 Kasus, Satu Orang Meninggal Dunia

Selasa, 04 November 2025 | 23.56 WIB Last Updated 2025-11-04T16:58:12Z

Foto, nyamuk DBD (Demam Berdarah Dengue).

Queensha.id - Jepara,


Kasus demam berdarah dengue (DBD) dan demam dengue (DD) di Kabupaten Jepara terus menunjukkan peningkatan signifikan memasuki musim pancaroba tahun ini. Hingga minggu ke-44 tahun 2025, tercatat 2.327 kasus yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti di berbagai wilayah Jepara.


Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara, Agus Charda, mengungkapkan bahwa kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini sangat mendukung perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD.


“Memasuki musim pancaroba, kondisi lingkungan menjadi sangat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti. Karena itu, kasus DBD dan DD meningkat dalam beberapa minggu terakhir,” ujarnya, Senin (4/11/2025).



Kasus Terus Naik dari Minggu ke Minggu


Data Dinkes Jepara mencatat, pada minggu ke-43 (20–26 Oktober 2025), jumlah penderita DD mencapai 19 kasus. Namun, pada minggu ke-44 (27 Oktober–2 November 2025), jumlahnya meningkat menjadi 26 kasus, terdiri dari 24 kasus DD dan 2 kasus DBD.


Jika dihitung sejak awal tahun, total penderita dari minggu ke-1 hingga minggu ke-44 mencapai 2.327 kasus, yang terdiri dari 2.224 kasus DD dan 102 kasus DBD.
Dari total tersebut, satu pasien dilaporkan meninggal dunia akibat komplikasi demam berdarah.


“Kasus DBD ini menyebar hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Jepara. Oleh karena itu, kami meminta kewaspadaan dan partisipasi aktif masyarakat,” tegas Agus.



Upaya Pencegahan Ditingkatkan


Sebagai langkah pencegahan, Dinkes Jepara terus menggencarkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang melibatkan puskesmas, desa, dan kelurahan.


Masyarakat juga diminta aktif melakukan langkah 3M Plus, yakni:


  1. Menguras tempat penampungan air,
  2. Menutup rapat wadah air,
  3. Mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air hujan,
  4. Menaburkan bubuk larvasida di tempat yang sulit dikuras.


Selain itu, edukasi masyarakat dilakukan melalui berbagai sarana komunikasi, termasuk video sosialisasi dan penyuluhan langsung di sekolah serta pertemuan warga.


“Yang paling penting adalah kesadaran untuk mencegah. Kami tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan masyarakat,” tambahnya.



Fasilitas Kesehatan Siaga


Untuk memastikan kesiapan dalam penanganan pasien, Dinkes Jepara menyebut seluruh fasilitas kesehatan telah bersiaga penuh. Terdapat tujuh rumah sakit dan 22 puskesmas di Kabupaten Jepara yang siap menangani pasien DBD maupun DD.


Agus Charda juga menegaskan, pihaknya akan terus memantau perkembangan kasus dan berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk pemerintah desa dan kader kesehatan, guna memastikan setiap laporan segera ditangani.


Dengan kondisi cuaca yang masih fluktuatif dan curah hujan tinggi di beberapa wilayah, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan menjaga kebersihan lingkungan.


“Pencegahan adalah kunci utama. Mari bersama-sama kita cegah nyamuk berkembang biak agar Jepara terbebas dari ancaman DBD,” tutupnya.


Tim Redaksi ueensha Jepara, 4 November 2025.