Notification

×

Iklan

Iklan

Kisah Pilu Keluarga Nelayan di Jepara: 45 Tahun Hidup Tanpa Listrik dan Bantuan

Senin, 03 November 2025 | 11.52 WIB Last Updated 2025-11-03T05:02:09Z


Foto, rumah yang dihuni oleh keluarga Furqon di Desa Panggung, Kedung, Jepara.


Queensha.id - Jepara,


Di tengah geliat pembangunan dan kemajuan zaman, masih ada kisah nyata yang menampar nurani. Pasangan suami istri Furqon dan Wahyuni, warga Dukuh Bandengan RT 11/RW 03, Desa Panggung, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, hidup dalam kondisi serba kekurangan di rumah sederhana peninggalan orang tua Furqon. Rumah itu berdiri sejak tahun 1980, berdinding kayu rapuh, tanpa aliran listrik, bahkan tanpa kamar mandi layak.


Rumah itu berdiri di atas tanah milik Ibu Asiyah, ibunda Furqon. Meski sudah berpuluh tahun menempati rumah tersebut, keluarga kecil ini tak pernah merasakan bantuan berarti dari pemerintah. “Sudah berkali-kali difoto, diminta fotokopi KTP dan KK, tapi sampai sekarang tidak ada hasilnya,” ujar Wahyuni lirih saat ditemui awak media Queensha Jepara.



Tak Pernah Tersentuh Bantuan, Hidup dari Laut yang Tak Pasti


Furqon sehari-hari bekerja melaut sebagai nelayan kecil. Namun, pendapatan yang ia bawa pulang tak seberapa.


Kalau lagi musim hujan, saya tidak bisa melaut. Kadang cuma dapat 25 ribu sehari, itu pun kalau cuaca bagus,” tuturnya sambil menatap langit sore yang mulai mendung.


Sejak pandemi COVID-19 berakhir, keluarga ini bahkan tak pernah lagi menerima bantuan sosial apa pun. Dulu, mereka hanya sempat mendapat bantuan beras. Setelah itu, tak ada lagi. Program seperti PKH (Program Keluarga Harapan) maupun BLT (Bantuan Langsung Tunai) tak pernah menyentuh mereka.


“Kami cuma ingin punya rumah yang layak, ada listrik, ada WC, dan kalau bisa dapat PKH,” ungkap Wahyuni, menahan air mata.


Foto, tempat tidur keluarga Furqon di Desa Panggung, Kedung, Jepara.



Anak Kecil di Rumah Gelap


Dari pernikahan mereka, Furqon dan Wahyuni dikaruniai seorang anak berusia 4 tahun. Bocah itu tumbuh dalam rumah tanpa listrik hingga tanpa lampu, tanpa kipas, tanpa televisi. Saat malam tiba, hanya cahaya temaram dari lampu minyak yang menemani.


“Kalau malam gelap sekali, anak saya kadang takut. Tapi mau bagaimana lagi, belum bisa pasang listrik,” ujar Wahyuni pelan.


Foto, dapur dan kamar mandi di rumah Furqon di Desa Panggung, Kedung, Jepara.



Harapan yang Tak Pernah Padam


Meski berkali-kali mengajukan bantuan ke balai desa, jawabannya selalu sama: “tidak ada anggarannya.” Namun, keluarga kecil ini tetap berharap ada tangan-tangan dermawan yang peduli.


Rumah mereka memang tampak sepi dan lusuh, tapi di dalamnya hidup cinta dan ketabahan yang luar biasa. Di tengah keterbatasan, mereka terus berjuang — demi sesuap nasi, demi masa depan anak, dan demi harapan yang belum sepenuhnya padam.


“Yang kami inginkan cuma hidup yang layak. Biar anak kami bisa sekolah dan nggak hidup dalam gelap seperti kami,” kata Furqon dengan suara bergetar.


***

Laporan: Zainal Arifin (Seto Dontghost) Tim Queensha Jepara.

Editor: Vico Rahman.