Notification

×

Iklan

Iklan

Kematian Misterius Bu Khoiriyah: Dugaan Korban Penyanderaan di Jepara

Senin, 10 November 2025 | 17.40 WIB Last Updated 2025-11-10T10:41:47Z
Foto, suasana duka cita di rumah Bu Khoiriyah di Desa Kerso, kecamatan Kedung, Jepara.


Queensha.id – Jepara,


Kasus kematian misterius seorang janda bernama Bu Khoiriyah, warga Desa Kerso, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, tengah menjadi sorotan publik. Ia ditemukan meninggal dunia di rumah Joko, seorang pengusaha asal Desa Ngasem, kecamatan Batealit, yang diketahui menyewakan sepeda motor kepada korban.


Peristiwa ini bermula ketika Bu Khoiriyah menyewa satu unit sepeda motor milik Joko dengan tarif Rp50.000 per hari. Namun, selama hampir empat bulan, ia tidak memenuhi kewajibannya membayar sewa, sehingga total tunggakan mencapai sekitar Rp6 juta. 


Tak hanya itu, motor sewaan tersebut bahkan sempat digadaikan kepada pihak lain sebesar Rp2 juta, membuat total kewajiban Bu Khoiriyah membengkak hingga sekitar Rp8 juta. Hal ini disampaikan oleh salah satu warga Kerso yang enggan disebutkan namanya saat ditemui di rumah duka.




Dibawa ke Rumah Joko dan Diduga Disandera


Menurut sumber tersebut, Joko yang merasa dirugikan kemudian menyuruh salah satu anak buahnya (seorang pria bertato) untuk menagih uang sewa serta mengambil kembali sepeda motor. Namun karena Bu Khoiriyah tidak bisa memenuhi permintaan itu, Joko memerintahkan agar korban dibawa ke rumahnya sebagai jaminan.


“Ini bukan pertama kali. Upaya membawa Bu Khoiriyah ke rumah Joko pernah gagal sebelumnya karena warga sempat menghalangi,” ungkap warga. 


“Tapi kali ini, mereka berhasil membawanya,” imbuhnya.

Di rumah Joko, Bu Khoiriyah diminta bekerja sebagai asisten rumah tangga sampai dianggap lunas dari utangnya.
Salah satu temannya yang berinisial I, seorang ibu rumah tangga, menyebut bahwa selama di rumah Joko, kondisi Bu Khoiriyah tampak semakin memburuk.


“Dia sering curhat lewat chat, bilang kalau ke mana-mana selalu diawasi anak buah Joko, bahkan ke kamar mandi pun diikuti. Dia merasa ketakutan,” tutur I sambil menunjukkan tangkapan layar percakapan dengan almarhumah kepada awak media.


Dalam pesan tersebut, Bu Khoiriyah sempat menulis bahwa dirinya tidak makan selama hampir dua hari dan belum berganti pakaian sejak pertama kali dibawa ke rumah Joko.




Aktivis Desak Polisi Usut Tuntas


Seorang aktivis sosial Jepara yang enggan disebut namanya menyayangkan peristiwa tragis ini. Ia menilai, jika benar ada dugaan penyanderaan dan perampasan kebebasan, maka kasus tersebut harus segera diusut secara hukum.


“Ini tidak boleh dibiarkan. Kalau benar korban disekap atau dipaksa bekerja untuk melunasi utang, itu sudah pelanggaran berat. Kami siap mendampingi keluarga korban untuk menuntut keadilan,” tegasnya.


Warga sekitar rumah Joko juga memberikan kesaksian mengejutkan. Menurut mereka, Joko dikenal sering menyandera orang yang memiliki tunggakan sewa motor.


“Sudah ada beberapa korban sebelumnya. Bahkan pernah ada warga Bate yang disandera dan sempat melapor ke polisi. Waktu itu, Joko dijatuhi hukuman sekitar tiga tahun penjara,” ujar seorang warga.




Visum di Rumah Joko, Masyarakat Pertanyakan Prosedur

Dalam laporan Polsek Batealit, Joko mengaku bahwa Bu Khoiriyah adalah asisten rumah tangganya. Ia disebut meninggal dunia di rumahnya sendiri. Namun, keterangan itu bertolak belakang dengan sejumlah bukti chat dan kesaksian teman-teman korban yang menyebut bahwa Bu Khoiriyah dibawa ke rumah Joko karena persoalan utang sewa motor.


Atas permintaan pihak kepolisian, dilakukan visum di rumah Joko oleh petugas kesehatan setempat. Hasil visum menyebut tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, meski terdapat lebam di bagian wajah korban.


Namun, publik kini mempertanyakan apakah visum di rumah pribadi sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dan mengapa tidak dilakukan di rumah sakit yang memiliki peralatan lebih lengkap.


Kanit Reskrim Polsek Batealit, Agus Kimong, membenarkan bahwa keluarga korban telah menerima peristiwa ini dengan ikhlas, dan jenazah sudah dipulangkan ke rumah duka di Desa Kerso.



Publik Desak Polres Jepara Dalami Kasus


Meski demikian, pernyataan tersebut menuai pro dan kontra di tengah masyarakat. Banyak pihak meminta agar Polres Jepara melakukan pendalaman lanjutan terhadap kasus kematian Bu Khoiriyah, untuk memastikan apakah kematiannya murni alami atau ada unsur kekerasan dan penyanderaan di baliknya.


Masyarakat berharap, kasus ini tidak berhenti begitu saja dan dapat menjadi pelajaran penting agar tidak ada lagi praktik “penyanderaan utang” yang melanggar hak asasi manusia di Jepara.


***
Sumber: WJI/Edi Jhon.

Tim Redaksi Queensha Jepara, 10 November 2025.