Notification

×

Iklan

Iklan

Longsor Cilacap: Delapan Jenazah Ditemukan pada Hari Ketiga Operasi SAR, Total Korban Meninggal Capai 11 Jiwa

Minggu, 16 November 2025 | 13.55 WIB Last Updated 2025-11-16T06:56:43Z

Foto, saat pencairan tanah longsor di wilayah kabupaten Cilacap.

Queensha.id – Cilacap,


Operasi pencarian dan pertolongan korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap memasuki hari ketiga dengan temuan yang memilukan. Hingga Sabtu (15/11) pukul 18.00 WIB, tim SAR gabungan berhasil menemukan delapan jenazah dan dua potongan tubuh yang kemudian diidentifikasi sebagai milik satu korban. Dengan tambahan temuan ini, jumlah korban meninggal yang berhasil dievakuasi menjadi 11 orang.


Rinciannya, dua jenazah ditemukan pada hari pertama, satu jenazah pada hari kedua, dan delapan jenazah pada hari ketiga. Sementara itu, sebanyak 12 warga masih dinyatakan hilang dan terus dalam pencarian intensif.



Pencarian Dimulai Pagi Hari, Disisir Hingga Tiga Dusun


Operasi SAR dimulai pukul 07.30 WIB setelah briefing pagi. Lebih dari 520 personel dari berbagai unsur—Basarnas, BPBD, TNI, Polri, hingga relawan—diturunkan untuk menyisir area terdampak yang mencakup Dusun Cibeunying, Cibuyut, dan Tarukahan.


Wilayah pencarian dibagi menjadi lima sektor. Setiap sektor difokuskan pada area yang memiliki potensi besar ditemukan korban, mengingat material longsor memiliki ketebalan bervariasi antara 2 hingga 8 meter.



Penambahan Alat Berat: Total 12 Ekskavator Dikerahkan


Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, meninjau langsung lokasi longsor pada Sabtu pagi. Ia menilai penanganan membutuhkan percepatan, terutama karena cakupan material longsor sangat luas dan tebal.


“Jika semalam saya sampaikan delapan ekskavator harus turun, pagi ini saya minta ditambah lagi empat unit. Total 12 unit alat berat diperlukan untuk mempercepat pencarian,” kata Budi.


Ia menegaskan bahwa operasi harus dilakukan 24 jam jika kondisi memungkinkan, dengan sistem pergantian personel, sementara alat berat bekerja tanpa jeda.



19 Anjing Pelacak Turut Membantu Pencarian


Tidak hanya mengandalkan personel dan alat berat, tim SAR juga mengoptimalkan pencarian melalui 19 anjing pelacak (K9) dari Kantor SAR Semarang, Polda Jateng, dan sejumlah Polres.


Mayoritas anjing pelacak yang diterjunkan berasal dari ras Belgian Malinois dan German Shepherd dengan spesifikasi cadaver, yaitu kemampuan mendeteksi jenazah tertimbun.


Salah satu anjing K9, Buddy dari Polres Temanggung, berhasil mengidentifikasi empat titik lokasi yang diduga kuat terdapat korban tertimbun. Buddy bekerja bersama Jack D, unit K9 dari Polres Cilacap.



Cuaca Masih Menjadi Ancaman Utama


Cuaca mendung sepanjang hari membuat operasi berlangsung dengan kewaspadaan tinggi. BMKG memprakirakan hujan intensitas sedang hingga tinggi masih berpotensi turun hingga Minggu (16/11).
Hujan menjadi faktor penghambat serius karena dapat memicu longsor susulan dan mengurangi visibilitas serta keamanan tim SAR.


Beruntung, pada hari ketiga operasi, hujan tidak turun hingga sore hari. Pencarian kemudian ditutup pada pukul 16.00 WIB untuk menjaga keselamatan seluruh personel.



Upaya pencarian masih akan dilanjutkan hingga seluruh warga yang dilaporkan hilang berhasil ditemukan. Pemerintah daerah bersama BNPB menegaskan bahwa seluruh sumber daya akan terus dimaksimalkan, baik personel, alat berat, maupun dukungan logistik di lapangan.


Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.


***

Wartawan: Aris Bayu Sasongko.