| Foto, gembong narkoba akhirnya tertangkap, Dewi Astutik. |
Queensha.id - Jakarta,
Pelarian panjang Dewi Astutik alias Paryatin (43), buronan kelas kakap jaringan narkoba internasional, akhirnya berakhir. Perempuan asal Ponorogo yang selama bertahun-tahun menjadi incaran Badan Narkotika Nasional (BNN) dan masuk daftar pencarian Interpol ini ditangkap di Kamboja setelah upaya pengejaran lintas negara.
Penangkapan Dewi disebut sebagai salah satu operasi terbesar dalam sejarah pemberantasan narkoba Indonesia, mengingat ia diduga mengendalikan penyelundupan 2 ton sabu dengan nilai mencapai Rp 5 triliun dari wilayah Golden Triangle.
Penangkapan di Lobi Hotel Berawal dari Informasi Intelijen
Informasi intelijen mengenai keberadaan Dewi di Phnom Penh, Kamboja, menguat sejak pertengahan November 2025. BNN bersama Badan Intelijen Strategis TNI, Atase Pertahanan RI, serta kerja sama aparat lokal Kamboja kemudian membentuk tim khusus untuk melakukan pemburuan.
Puncaknya terjadi 1 Desember 2025, ketika tim memberhentikan sebuah Toyota Prius putih di lobi sebuah hotel di kawasan Sisowath. Dewi berada di dalam mobil dan langsung diamankan tanpa perlawanan.
Sumber internal menyebut, Dewi sempat hendak melarikan diri ke negara ketiga sebelum dicegat. Tak lama setelah penangkapan, ia diterbangkan ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Jejak Panjang yang Berawal Sejak Menjadi Pekerja Migran
Jejak kriminal Dewi tidak muncul tiba-tiba. Informasi yang dihimpun menunjukkan bahwa sejak 2011, ia pernah bekerja sebagai tenaga kerja wanita di beberapa negara Asia. Di situlah ia diduga membangun jaringan dan koneksi asing.
Pada Mei 2025, namanya mencuat ketika tim gabungan menggagalkan penyelundupan 2 ton sabu dari KM Sea Dragon Tarawa di Perairan Karimun, Kepulauan Riau. Operasi itu mengungkap rantai kurir internasional yang melibatkan WNI dan WNA yang beroperasi dari Laos, Thailand, hingga Malaysia.
BNN menduga Dewi berperan sebagai mastermind pengendali alur logistik, penggajian kurir, hingga pola pengamanan distribusi.
Sang Suami Syok Tak Menyangka: “Saya Pasrah…”
Di kampung halamannya, Ponorogo, sang suami, Sarno, mengaku terkejut ketika melihat wajah istrinya terpampang di media.
“Keluarga syok, tidak mengira. Katanya ya kerja baik-baik,” ujarnya.
Ia mengaku pasrah meski sulit mempercayai tuduhan bahwa istrinya adalah bagian dari jaringan narkoba besar.
“Soal sepak terjangnya saya tidak tahu. Di rumah saja susah didiknya. Saya pasrah saja,” tambahnya.
Sikap keluarga mempertegas dugaan bahwa Dewi menjalankan aktivitas ilegalnya secara tertutup, tidak melibatkan lingkungan terdekat.
Kaitan dengan Jaringan Golden Triangle Masih Didalami
Meski Dewi telah ditangkap, BNN masih menelusuri kemungkinan keterlibatan figur-figur besar lain, termasuk jaringan Golden Triangle serta beberapa bandar yang disebut beroperasi dari luar negeri.
Penyidik juga memeriksa beberapa orang berinisial FR, LCS, RH, yang sebelumnya diamankan dalam rangkaian operasi terkait kasus ini.
Operasi Lintas Negara: Salah Satu yang Terbesar Sepanjang 2025
Penangkapan Dewi Astutik menutup upaya pengejaran yang telah dilakukan selama berminggu-minggu di Kamboja. Operasi ini melibatkan:
- BNN
- Atase Pertahanan RI
- Kepolisian Kamboja
- Badan Intelijen Strategis TNI
- Interpol
Keberhasilan ini menjadi poin penting dalam perang melawan peredaran narkotika internasional, sekaligus menegaskan bahwa pelaku yang melarikan diri ke luar negeri tidak berarti aman.
Dari Pelarian Sunyi ke Jeruji Besi
Dewi kini harus menghadapi jaringan hukum yang menjeratnya. Perannya sebagai aktor intelektual penyelundupan narkotika bernilai triliunan rupiah akan menjadi fokus penyidik dalam pengembangan kasus.
Pelariannya sudah berakhir. Dan untuk pertama kalinya sejak bertahun-tahun, Dewi Astutik kini tak berkutik.
***
Tim Redaksi.