| Foto, makanan tradisional Indonesia, Klepon. |
Queensha.id - Jakarta,
Nama jajanan pasar Indonesia kembali menggema di panggung kuliner internasional. Dua camilan legendaris Tanah Air, pisang goreng dan klepon, sukses menembus jajaran dessert terbaik Asia versi TasteAtlas 2025/2026, menegaskan bahwa cita rasa sederhana Nusantara punya daya saing global.
Dalam daftar Best Dessert in Asia yang dirilis TasteAtlas, pisang goreng dinobatkan sebagai dessert terbaik nomor satu di Asia dengan rating 4,35. Camilan berbahan pisang yang digoreng hingga renyah di luar dan manis di dalam ini bahkan menempati peringkat ke-14 dunia, mengungguli dessert kelas dunia seperti chocolate soufflé dari Prancis dan bambalouni asal Tunisia.
TasteAtlas menyebut pisang goreng sebagai sajian yang fleksibel dan ikonik. Di Indonesia, hidangan ini tak hanya dinikmati polos, tetapi juga diperkaya topping seperti keju parut dan susu kental manis. Beberapa tempat rekomendasi untuk mencicipi pisang goreng terbaik antara lain Warung Kopi Klotok di Yogyakarta, Bale Udang Mang Engking di Denpasar, serta Dapur Bali Mula di Buleleng.
Tak kalah membanggakan, klepon merupakan bola-bola ketan berisi gula Jawa cair dan dilumuri kelapa parut hingga berhasil menempati peringkat ketiga dessert terbaik di Asia dengan rating 4,27. Meski berada di posisi ke-37 dunia, klepon sukses mengalahkan nama-nama besar seperti crème brûlée dari Prancis dan gelato dari Italia.
Di posisi kedua Asia, terdapat khanom khrok asal Thailand, dessert berbentuk kecil mirip pancake yang terbuat dari tepung beras dan santan. Hidangan ini dikenal dengan tekstur lembut dan aroma smoky khas karena dipanggang dalam cetakan tradisional.
Berikut 8 dessert terbaik Asia versi TasteAtlas:
- Pisang goreng (Indonesia) – 4,35
- Khanom khrok (Thailand) – 4,32
- Klepon (Indonesia) – 4,27
- Kulfi (India) – 4,25
- Leche flan (Filipina) – 4,25
- Phirni (India) – 4,23
- Khao niao mamuang (Thailand) – 4,22
- Egg waffle (China) – 4,18
Masuknya dua jajanan tradisional Indonesia ke papan atas Asia menjadi bukti bahwa kekayaan kuliner Nusantara bukan sekadar nostalgia lokal, melainkan aset budaya yang mampu memikat lidah dunia.
***
Tim Redaksi.