| Foto, Bahagia tak selalu soal uang. |
Queensha.id - Edukasi Sosial,
Apa sebenarnya makna kebahagiaan? Pertanyaan ini terus menjadi perbincangan lintas generasi. Di tengah dunia yang kian materialistis, banyak orang mengaitkan kebahagiaan dengan uang, jabatan, atau kepemilikan aset. Namun, pandangan tersebut tak sepenuhnya sejalan dengan pemikiran Morgan Housel, penulis buku The Art of Spending Money: Simple Choices for a Happier Life.
Melalui wawancaranya di CNBC Make It, Housel menegaskan bahwa kebahagiaan tidak selalu berbanding lurus dengan jumlah kekayaan yang dimiliki. Justru, menurutnya, kebahagiaan lahir dari prinsip hidup yang dipegang dan cara seseorang memaknai hidup sehari-hari.
Dalam riset yang ia lakukan untuk bukunya, Housel menemukan satu paradoks menarik: semakin keras seseorang mengejar rasa puas, semakin besar pula peluang ia merasa tidak bahagia. Dari temuan itu, ia merumuskan lima prinsip hidup yang dinilai mampu membawa kebahagiaan yang lebih berkelanjutan.
Selalu Ada Keindahan dalam Kesederhanaan
Housel menekankan bahwa banyak sumber kebahagiaan sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan manusia. Makanan rumahan, interaksi dengan hewan, hingga panorama alam kerap dianggap remeh karena terlalu sering ditemui.
Padahal, kebahagiaan bisa tumbuh dari hal-hal sederhana seperti menikmati aroma masakan di dapur, berjalan santai di pagi hari, atau menyaksikan matahari terbenam. Menurut Housel, belajar mensyukuri kehidupan yang sedang dijalani jauh lebih menenangkan daripada terus membandingkan diri dengan kehidupan impian yang belum tentu tercapai.
Orang Paling Bahagia Adalah Mereka yang Merasa Cukup
Dalam pandangan Housel, orang terkaya belum tentu menjadi orang paling bahagia. Justru mereka yang memiliki rasa “cukup” dalam hidupnya cenderung lebih tenang dan stabil secara emosional.
Rasa cukup membebaskan seseorang dari siklus keinginan tanpa akhir. Ketika ambisi materi tak lagi menjadi pusat kehidupan, seseorang dapat lebih fokus pada kesehatan, hubungan sosial, dan waktu luang hingga tiga hal yang kerap menjadi fondasi kebahagiaan jangka panjang.
Kebebasan Lebih Bernilai daripada Gengsi
Housel juga menyoroti pentingnya kebebasan dalam hidup. Kebebasan waktu, kebebasan memilih, dan kebebasan berkata “tidak” sering kali lebih berharga dibandingkan simbol status atau gaya hidup mewah.
Menurutnya, keputusan finansial yang bijak seharusnya mendukung kebebasan hidup, bukan justru menciptakan tekanan baru demi mempertahankan citra sosial.
Mengelola Ketakutan Lebih Penting daripada Mengejar Keinginan
Banyak keputusan hidup, termasuk dalam hal keuangan, didorong oleh rasa takut: takut tertinggal, takut dianggap gagal, atau takut tidak diakui. Housel menilai bahwa kebahagiaan lebih mudah diraih ketika seseorang mampu mengelola ketakutan tersebut, alih-alih terus mengejar keinginan yang dipicu oleh tekanan sosial.
Hidup Bukan Kompetisi Tanpa Garis Akhir
Prinsip terakhir yang ditekankan Housel adalah menyadari bahwa hidup bukan perlombaan yang harus dimenangkan. Tidak ada garis akhir yang menentukan siapa paling sukses atau paling bahagia.
Ketika seseorang berhenti membandingkan hidupnya dengan orang lain, ia akan lebih mudah menikmati proses, menerima kekurangan, dan merayakan hal-hal kecil yang bermakna.
Pada akhirnya, pesan Morgan Housel sederhana namun kuat: kebahagiaan bukan tentang seberapa banyak yang dimiliki, melainkan seberapa bijak seseorang menjalani hidupnya. Dalam dunia yang terus mendorong manusia untuk ingin lebih, kemampuan untuk merasa cukup justru menjadi bentuk kekayaan yang paling langka.
***
Tim Redaksi Queensha Jepara