| Foto, saat penemuan mayat di Desa Tubanan, kecamatan Kembang, Jepara. |
Queensha.id - Jepara,
Kematian seorang pemuda di Dukuh Sekuping, Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Jepara mulai menyerupai teka-teki besar yang membuat warga setempat sulit tidur nyenyak. Polisi menyebut kasus ini penuh kejanggalan, dan hingga kini belum ada satu pun kesimpulan yang bisa dipegang.
Kasatreskrim Polres Jepara, AKP M Faizal Wildan Umar Rela, mengungkapkan bahwa proses penyelidikan justru membuka lebih banyak pertanyaan baru. “Masih banyak tanda yang membingungkan,” ujarnya.
Banyak Luka, Dua Pisau, dan Alur yang Tak Lazim
Dari pemeriksaan awal, polisi dan tim Biddokkes Polda Jateng menemukan sejumlah luka yang tidak biasa: sayatan di leher, pergelangan tangan, bekas sayatan di dada, hingga luka tusuk di pelipis. Luka-luka itu tampak berasal dari lebih dari satu jenis benda tajam.
Yang membuat penyelidik semakin gelisah, ditemukan dua pisau di lokasi: satu pisau kecil tergeletak di belakang rumah, dan satu pisau lebih besar berada persis di bawah tubuh korban. Keduanya memiliki bercak darah.
Apakah dua pisau ini digunakan korban sendiri? Atau justru itu petunjuk bahwa ada orang lain di balik tragedi ini?
Polisi masih meneliti sidik jari dari kedua barang bukti tersebut.
Ponsel Dikirim ke Labfor, Jejak Komunikasi Bisa Jadi Kunci
Ponsel korban kini sudah dikirim ke laboratorium forensik. Siapa orang terakhir yang dihubungi korban? Adakah percakapan yang menunjukkan tekanan, ancaman, atau pesan perpisahan?
Penyidik menganggap jejak digital ini sangat krusial untuk menentukan arah kasus.
Sifat Luka yang Membingungkan
Meski ada beberapa indikasi yang bisa mengarah pada dugaan bunuh diri, polisi justru berhati-hati. Kombinasi luka sayat dan tusuk, serta keberadaan dua pisau, membuat dugaan itu tidak serta-merta dapat diterima.
“Berdasarkan pemeriksaan awal masih membingungkan. Ada indikasi bunuh diri, tetapi kami tetap mendalami apakah ini pembunuhan atau bunuh diri,” kata Wildan, Selasa (2/12/2025).
Kondisi Psikis Korban Sebelum Meninggal
Dari keterangan lingkungan sekitar, korban dalam seminggu terakhir tampak sering melamun dan bingung. Apakah itu tanda tekanan mental? Atau justru bagian dari motif yang lebih gelap?
Untuk mengetahui kondisi psikis korban, polisi memeriksa sejumlah teman dan orang dekatnya.
Keluarga Baru Bersedia Diperiksa Setelah Masa Berkabung
Keluarga korban sebelumnya meminta waktu sebelum memberikan keterangan resmi. Mereka baru menyatakan kesediaan memberikan penjelasan pada Selasa (2/12).
“Kami tidak bisa memaksakan. Pemeriksaan tetap berjalan bertahap,” ujar Wildan.
TKP Diperkuat Inafis, Semua Potongan Cerita Mulai Disusun
Untuk memastikan tidak ada detail yang terlewat, tim Inafis Polda Jateng dilibatkan dalam olah TKP lanjutan.
Seluruh temuan mulai dirangkai:
– posisi dan jenis luka,
– keberadaan dua pisau,
– riwayat komunikasi terakhir,
– hingga kesaksian warga yang mendengar atau melihat hal-hal janggal sebelum kejadian.
Semua itu dipadukan untuk menjawab satu pertanyaan besar yaitu korban ini meninggal karena ulah orang lain atau dirinya sendiri?
Wildan menegaskan bahwa polisi tidak akan menutup kemungkinan apa pun.
“Kami masih penyelidikan penuh. Apakah pembunuhan atau bunuh diri, semuanya tetap kami gali,” tegasnya.
***
Tim Redaksi.