| Foto, cara mencuci celana dalam. |
Queensha.id - Edukasi Sosial,
Bagi banyak orang, mencuci celana dalam kerap dianggap urusan remeh. Asal bersih, harum, dan kering, sudah dirasa cukup. Padahal, di balik kebiasaan sederhana itu, tersembunyi persoalan penting yang berhubungan langsung dengan kesehatan area intim.
Celana dalam adalah pakaian yang bersentuhan paling dekat dengan tubuh. Ia menyerap keringat, sisa cairan tubuh, dan bakteri dari area sensitif. Jika tidak dicuci dengan cara yang tepat, celana dalam justru bisa menjadi sumber masalah kesehatan, mulai dari iritasi ringan hingga infeksi serius.
Para ahli kesehatan menyebut, pakaian dalam yang tidak dicuci dengan benar dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri seperti E. coli dan jamur. Mikroorganisme ini berisiko memicu infeksi saluran kemih, keputihan tidak normal, gatal, hingga peradangan kulit.
Kesalahan yang Sering Terjadi
Kesalahan paling umum adalah menyamakan celana dalam dengan pakaian biasa. Banyak orang mencucinya bersamaan dengan kaus kaki, handuk, atau pakaian luar yang jauh lebih kotor. Kontaminasi silang pun tak terhindarkan.
Kesalahan lainnya adalah merendam terlalu lama dengan harapan lebih bersih. Faktanya, air rendaman yang kotor justru bisa menjadi tempat bakteri berkembang biak dan kembali menempel pada kain.
Penggunaan deterjen keras dan pewangi menyengat juga sering luput dari perhatian. Padahal, residu bahan kimia yang tertinggal pada serat kain bisa memicu iritasi pada kulit sensitif.
Langkah Mencuci yang Dianjurkan
Para pakar kebersihan menyarankan agar celana dalam dicuci secara terpisah dari pakaian lain. Idealnya, pencucian dilakukan dengan tangan menggunakan deterjen lembut yang bebas pewangi dan pemutih.
Air hangat dengan suhu sekitar 40–60 derajat Celsius dinilai efektif membunuh bakteri tanpa merusak serat kain. Proses mengucek sebaiknya dilakukan dengan lembut, terutama di bagian selangkangan, tanpa memeras terlalu kuat.
Pembilasan harus benar-benar bersih. Sisa deterjen yang menempel dapat menimbulkan rasa gatal atau panas saat digunakan.
Menjemur Tak Kalah Penting
Proses pengeringan sering kali dianggap tahap terakhir yang tak terlalu krusial. Padahal, cara menjemur sangat menentukan kebersihan akhir celana dalam.
Menjemur di bawah sinar matahari langsung dinilai paling efektif karena sinar ultraviolet memiliki efek antibakteri alami. Posisi terbalik yaitu bagian dalam menghadap ke luar yang membantu paparan sinar matahari mengenai area yang paling sering bersentuhan dengan kulit.
Sebaliknya, menjemur di kamar mandi atau ruangan lembap justru meningkatkan risiko pertumbuhan jamur.
Kapan Harus Ganti Celana Dalam?
Tak kalah penting, celana dalam juga memiliki usia pakai. Jika elastis mulai melar, warna pudar, atau kain terasa kasar, itu tanda sudah waktunya diganti. Umumnya, celana dalam disarankan diganti setiap 6–12 bulan, tergantung intensitas pemakaian.
Celana dalam baru pun sebaiknya dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan untuk menghilangkan sisa bahan kimia dari proses produksi.
Kebiasaan Kecil, Dampak Besar
Menjaga kebersihan celana dalam bukan sekadar soal kenyamanan, tetapi investasi kesehatan jangka panjang. Infeksi intim sering kali berawal dari kebiasaan sederhana yang diabaikan.
Merawat celana dalam dengan benar mungkin terlihat sepele, namun dari sanalah tubuh mendapatkan perlindungan pertamanya. Kebersihan intim bukan tentang berlebihan, melainkan tentang kepedulian terhadap diri sendiri.
***
Tim Redaksi.