Queensha.id - Jakarta,
Di usia yang tak lagi muda, Slank justru kembali ke watak liarnya. Tepat di malam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-42, Sabtu (27/12), band legendaris Indonesia ini merilis lagu baru berjudul “Republik Fufufafa”—sebuah kritik sosial yang tajam, satir, dan langsung memantik perbincangan publik.
Tak butuh waktu lama, lagu ini langsung viral. Video musik yang diunggah di kanal YouTube @musikslank telah mengantongi 9,4 ribu tanda suka dan lebih dari 2 ribu komentar hanya dalam waktu kurang dari satu hari. Di Instagram resmi @slankdotcom, potongan video musiknya bahkan menembus 22,3 ribu suka, 2.037 komentar, dan dibagikan ulang 2.478 kali.
Angka-angka itu menjadi penanda: Slank belum habis.
Kritik Sosial dalam Nada Rock
Ditulis oleh Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim dan direkam di Flat 5 Studio, “Republik Fufufafa” menggambarkan sebuah negeri yang digambarkan kacau balau—penuh kegaduhan, paradoks, dan ironi. Liriknya tak bertele-tele, namun sarat sindiran yang mudah ditangkap pendengar.
Banyak warganet menilai lagu ini sebagai “Slank yang pulang ke rumah”: lantang, berani, dan tanpa kompromi. Nada kritik sosial yang dulu melekat kuat pada Slank era 90-an kini terasa hidup kembali, seolah menegaskan bahwa usia tidak mematikan keberanian bersuara.
Misteri Nama “Fufufafa”
Nama Fufufafa sendiri bukan tanpa konteks. Ia merujuk pada sebuah akun forum komunitas online yang sempat ramai diperbincangkan pada 2024 lalu. Akun tersebut dikenal vokal mengkritik tokoh politik tertentu dan menjadi magnet diskusi publik. Hingga kini, identitas di balik nama Fufufafa tetap misterius dan sebuah simbol yang kemudian dipinjam Slank sebagai metafora perlawanan.
Dalam konteks lagu, “Republik Fufufafa” seolah menjadi negara imajiner yang mencerminkan realitas: kebisingan politik, absurditas kekuasaan, dan kegelisahan rakyat.
Slank, Konsistensi yang Panjang
Lebih dari empat dekade, Slank telah menorehkan sejarah panjang di industri musik Indonesia. Tak kurang dari 25 album studio, 9 album kompilasi, 3 album internasional, 4 mini album, 3 album soundtrack, dan 21 single telah mereka lahirkan.
Spektrum musik Slank pun luas: dari pop, reggae, ballad, melayu, punk, funky, jazz, etnik, hingga alternatif. Namun satu benang merah tak pernah putus hingga keberpihakan pada suara jalanan dan kritik terhadap ketimpangan.
Lebih dari Sekadar Lagu Ulang Tahun
“Republik Fufufafa” bukan sekadar kado ulang tahun bagi Slank sendiri. Lagu ini menjadi pengingat bahwa musik masih bisa menjadi alat kritik, bukan hanya hiburan. Di tengah industri yang kian steril dan aman, Slank justru memilih kembali berisik.
Dan mungkin, di situlah letak kekuatan mereka yang sesungguhnya.
***
Tim Redaksi.