Queensha.id – Otomotif & Lifestyle,
Motor besar Harley-Davidson selama puluhan tahun identik dengan citra maskulin, tubuh kekar, dan kebebasan ala pria dewasa. Namun citra itu perlahan runtuh. Dalam beberapa tahun ke depan, jumlah wanita pengendara Harley-Davidson diprediksi akan menyaingi kaum pria, seiring perubahan tren global dan strategi penjualan pabrikan asal Amerika Serikat tersebut.
Harley-Davidson kini secara terbuka mengakui bahwa perempuan menjadi konsumen potensial masa depan, sejalan dengan meningkatnya minat wanita terhadap dunia otomotif roda dua berkapasitas besar.
“Perempuan mengendarai Harley-Davidson dulu dianggap tidak biasa. Itu mungkin terjadi beberapa tahun silam, saat saya muda. Tapi sekarang, itu sudah sangat umum,” ujar Karen Davidson, cicit pendiri Harley-Davidson sekaligus Direktur Kreatif perusahaan.
Angka Bicara: Perempuan Bukan Lagi Minoritas
Menurut Karen Davidson, saat ini sekitar 25 persen pemilik Harley-Davidson di Amerika Serikat adalah perempuan. Bahkan, sekitar 12 persen unit motor Harley-Davidson dijual khusus untuk konsumen wanita yang angka yang terus menunjukkan tren naik.
“Perempuan kini masuk ke dunia politik, olahraga, dan berbagai bidang lain yang sebelumnya didominasi pria. Jika mereka mampu mendorong diri sejauh itu, lalu mengapa tidak bisa memiliki motor seindah Harley-Davidson?” katanya, dikutip dari sumber, Selasa (30/12).
Pernyataan ini menegaskan bahwa perubahan bukan hanya terjadi di jalanan, tetapi juga dalam cara industri otomotif memandang perempuan.
Dari Amerika hingga India, Tren Menguat
Fenomena ini tidak hanya terjadi di negara asalnya. Di India, Harley-Davidson bahkan menyiapkan strategi dengan menghadirkan motor berkapasitas mesin lebih kecil untuk menembus segmen menengah dan memperluas basis pengguna, termasuk perempuan.
Nama-nama seperti Sangeeta Vinodkumar dan Sheeja Mathews tercatat sebagai pelopor perempuan pemilik Harley-Davidson di India. Sangeeta menunggangi Harley-Davidson 883 Sportster metallic blue, yang ia terima sebagai hadiah ulang tahun dari sang suami. Sementara Sheeja memilih Harley-Davidson Iron 883 sebagai kendaraan kebanggaannya.
Indonesia Tak Ketinggalan
Di Indonesia, jumlah perempuan yang mengendarai Harley-Davidson juga terus bertambah. Salah satunya Vita Datau (47), pengendara Harley-Davidson Sportster 49.
“Saya naik motor itu karena hobi. Dari dulu saya suka naik motor. Karena suami saya juga suka motor besar, saya ikut beralih. Buat saya, naik motor besar itu tetap bisa feminin dan tampil cantik,” ujar Vita.
Pernyataan ini mematahkan stigma bahwa motor besar identik dengan kekasaran atau kehilangan sisi kewanitaan.
Bukan Sekadar Tren, Tapi Perubahan Budaya
Meningkatnya jumlah perempuan pengendara Harley-Davidson menandai pergeseran budaya otomotif global. Motor besar kini tak lagi menjadi simbol eksklusif maskulinitas, melainkan ekspresi kebebasan, gaya hidup, dan keberanian—tanpa memandang gender.
Harley-Davidson tampaknya menyadari satu hal penting: masa depan moge bukan hanya soal mesin besar, tetapi juga inklusivitas.
***
Tim Redaksi.