Breaking News

Aksi Nekat Subadi: Ancaman Sabit di Tengah Penertiban PKL Demak

Foto, Subadi (57), seorang PKL yang merasa tidak terima lapaknya ditertibkan.


Queensha.id - Demak, 

Suasana penertiban pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Jalan Lingkar Demak berubah mencekam ketika seorang pria paruh baya tiba-tiba mengacungkan sabit ke arah petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Pria tersebut adalah Subadi (57), seorang PKL yang merasa tidak terima lapaknya ditertibkan.

Aksi dramatis ini terjadi pada Kamis (24/4/2025), saat Satpol PP Demak melakukan patroli lanjutan usai menertibkan 11 lapak liar dua hari sebelumnya. Di lokasi, petugas mendapati seorang PKL berinisial SW (32) yang masih nekat berjualan di area terlarang. Ketika ditegur, SW justru memanggil ayahnya, Subadi.

Tak lama berselang, Subadi tiba dengan sepeda motor dan langsung membuka jok kendaraannya. Dari sana, ia mengeluarkan sebilah sabit dan mengacungkannya ke arah petugas. Lebih mengejutkan, Subadi juga sempat memiting leher salah satu anggota Satpol PP, Aryoe Subajoe (50), dengan tangan kirinya sambil melontarkan ancaman kepada petugas lainnya.

"Pelaku menerangkan tidak terima kalau lapak dagangannya ditertibkan," jelas Kasatreskrim Polres Demak, AKP Kuseni, dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Kamis (22/5/2025).

Atas insiden tersebut, korban segera melapor ke pihak berwajib. Setelah melalui proses penyelidikan, polisi akhirnya menangkap Subadi di kediamannya pada Selasa (13/5/2025). Saat ini, pelaku telah diamankan untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.

Subadi dijerat Pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan dengan ancaman hukuman satu tahun penjara. "Kami telah menangkap pedagang yang mengancam anggota Satpol PP dengan sabit," tegas Kuseni.

Kepala Satpol PP Demak, Agus Sukiyono, membenarkan adanya ancaman terhadap anak buahnya. "Ya benar ada kejadian tersebut. Petugas kami saat itu sedang menjalankan tugas penertiban sesuai prosedur," katanya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.

Penertiban yang Berujung Kekerasan

Kejadian ini menyoroti persoalan klasik di berbagai kota: benturan antara kebijakan tata ruang dan kepentingan ekonomi rakyat kecil. Penertiban PKL memang kerap memicu konflik, terlebih ketika pendekatan humanis belum sepenuhnya dijalankan atau dipahami kedua pihak.

Sementara itu, masyarakat berharap agar kejadian seperti ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak—baik petugas, pemerintah daerah, maupun para PKL—bahwa ketertiban kota harus dibangun di atas dialog, bukan amarah dan kekerasan.

***

Sumber: KPS m

0 Komentar

© Copyright 2025 - Queensha Jepara
PT Okada Entertainment Indonesia