Breaking News

Kakehan Gludug Kurang Udan: Saatnya Berhenti Jadi Ahli Janji Kosong

Foto, Cak Durasim Karwojo.



Queensha.id - Surabaya,

Dalam sebuah acara diskusi budaya Jawa di Balai Budaya Cak Durasim Karwojo, seorang tokoh masyarakat yang akrab disapa Pakde Karwo menyampaikan sebuah pesan menyentuh dan penuh makna dalam bahasa Jawa yang langsung mengena ke hati para hadirin.

“Kakehan gludug kurang udan,” ujare Pakde Karwo, “Ing urip saben dinane, kita mesthi tau nemoni wong kang seneng banget omong. Janjine nglimprung, critane nggedabrus, nanging nalika wayahe tumindak, ora ana buktine. Mung kakehan gludug, nanging udane ora metu,"

Ungkapan yang jika diterjemahkan secara bebas bermakna “kebanyakan petir, tapi hujannya tidak turun” ini menyindir kebiasaan sebagian orang yang pandai berbicara, piawai berjanji, namun minim realisasi. Fenomena ini makin relevan di tengah kondisi sosial saat ini—baik di dunia kerja, pemerintahan, hingga dalam kehidupan bermasyarakat.

Ketika Omongan Tak Lagi Seirama dengan Tindakan

“Dalam dunia profesional, kita sering menemukan rekan atau atasan yang sangat pandai berbicara, namun saat dievaluasi, hasil kerjanya tidak sesuai ekspektasi,” ujar Aditya Nugraha, pengamat perilaku sosial dari Universitas Airlangga. “Kondisi ini mengikis kepercayaan dan merugikan banyak pihak,"

Tak hanya di kantor, sikap “kakehan gludug kurang udan” juga kerap ditemukan di lingkup politik, di mana janji kampanye terdengar merdu tapi kenyataannya nihil setelah terpilih. Sementara dalam keluarga dan pertemanan, perilaku ini bisa menghancurkan kepercayaan yang telah lama dibangun.

Budaya Tindakan Nyata: Yang Dibutuhkan Indonesia Hari Ini

Pakde Karwo menegaskan bahwa kehidupan yang baik dibangun bukan hanya dengan kata-kata, melainkan dengan tindakan konkret.

“Sakjane, urip iku ora cukup mung nganggo janji lan omongan manis. Sing luwih penting yaiku bukti nyata saka apa sing diomongake. Wong kang bener-bener bisa dipercaya iku dudu sing pinter omong, nanging sing bisa mbuktekake kanthi tumindak,” tegasnya di akhir pidato.

Dalam konteks yang lebih luas, masyarakat hari ini membutuhkan sosok-sosok yang konsisten antara perkataan dan perbuatannya. Sosok yang tak hanya bersinar di panggung, tapi juga bekerja di balik layar untuk kebaikan bersama.

Himbauan: Jadilah Hujan yang Membasahi, Bukan Petir yang Menakut-nakuti

Di akhir sesi, Pakde Karwo mengajak masyarakat untuk mulai introspeksi diri dan menghindari menjadi pribadi yang hanya bisa berkata-kata namun tak mampu memberi manfaat.

“Mula, ayo padha eling lan waspada. Aja nganti awake dhewe dadi wong kang mung bisa muni banter, nanging ora iso menehi manfaat kanggo liyan. Ayo dadi pribadi sing omongane selaras karo tumindake. Aja mung kakehan gludug, nanging ugo kudu udan kang ndadi berkah,"

Pesan ini menjadi relevan tak hanya bagi tokoh masyarakat dan pejabat publik, tapi juga bagi siapa saja yang ingin hidup dengan integritas dan berdampak positif bagi lingkungan sekitarnya.


Redaksi menghimbau:

Mari budayakan tindakan nyata. Indonesia tak kekurangan orang pintar berbicara—yang kita butuhkan adalah mereka yang bertindak. Jangan sampai kita jadi bagian dari “kakehan gludug kurang udan.” Saatnya bicara seperlunya, bekerja sepenuh hati, dan menjadi hujan yang menyejukkan bumi.

***

Sumber: BS.

0 Komentar

© Copyright 2025 - Queensha Jepara
PT Okada Entertainment Indonesia