Breaking News

Tangisan yang Tak Sempat Didengar, Teganya Bayi Ditaruh di Jok Motor di Semarang

Foto, tersangka Pariyah, 42 tahun, seorang buruh perempuan.


Queensha.id - Semarang,

Warga Kalijali, Tengaran, Kabupaten Semarang, dikejutkan oleh penemuan sebuah kantong plastik di tepi jalan. Bukan sampah biasa tapi tubuh mungil bayi perempuan, tak bernyawa, dibungkus tanpa kasih dan harapan. Ia belum sempat mengenal dunia, belum sempat menangis panjang, sebelum hidupnya direnggut oleh tangan yang seharusnya paling menjaganya: ibunya sendiri.

Namanya Pariyah, 42 tahun, seorang buruh perempuan yang selama ini hidup dalam diam. Diam dari rumah tangga yang tak harmonis sejak enam tahun silam, diam dari luka batin karena cinta yang tersesat, dan diam dari rasa malu atas bayi yang lahir dari hubungan di luar nikah. Dalam kepanikan dan ketakutan, ia melahirkan sendiri di rumah pada 4 Mei 2025. Bayi itu sempat menangis tapi hanya sekejap. Tangis pertamanya juga menjadi yang terakhir.

Pariyah mengaku membekap mulut bayinya karena takut ketahuan. Ia bungkus si kecil dengan plastik, lalu disimpan di dalam jok motornya seolah hanya barang tak berarti. Dua hari kemudian, dengan dinginnya hati yang beku, ia membuang tubuh anaknya ke semak-semak. Bayi itu tak pernah mendapat nama, tak pernah dipeluk, tak pernah diizinkan hidup.

Di hadapan polisi, Pariyah menangis. Tapi tangis itu tak akan pernah mampu menebus hidup yang sudah hilang. Ia bilang ia malu, takut dicemooh. Ia bilang ia bingung. Tapi dunia tak sempat mendengarkan sebelum semuanya terlambat.

Berita ini lebih dari sekadar kasus kriminal. Ia adalah potret getir dari luka sosial yang selama ini kita abaikan. Seorang ibu tak membunuh bayinya karena ia monster, tapi karena dunia menjadikannya merasa tak punya pilihan. Ketika masyarakat lebih cepat menghakimi daripada merangkul, tragedi seperti ini bukan yang terakhir.

Bayi itu, entah siapa namanya, kini sudah tenang. Tapi kisahnya belum boleh usai. Ia adalah pengingat—bahwa di balik setiap kasus memilukan, ada jiwa-jiwa yang dulu hanya butuh sedikit kasih, sedikit pengertian, dan sepotong harapan.

***

0 Komentar

© Copyright 2025 - Queensha Jepara
PT Okada Entertainment Indonesia