Foto, warg Desa Bangsri, kecamatan Bangsri, Jepara demo tuntut petinggi Desa Bangsri. Rabu (28/5/2025) pagi. |
Queensha.id - Jepara,
Puluhan warga Desa Bangsri, kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara yang tergabung dalam Forum Warga Peduli Bangsri menggelar aksi demonstrasi di depan Balai Desa Bangsri, Rabu pagi (28/5/2025). Aksi yang berlangsung damai namun penuh semangat ini dikawal ketat oleh aparat dari Koramil dan Polsek Bangsri untuk menjaga kondusivitas wilayah.
Dalam orasinya, warga menyuarakan kekecewaan terhadap pemerintah desa yang dinilai tidak transparan dalam mengelola keuangan, terutama terkait Rencana Anggaran Biaya (RAB), Rencana Penggunaan Dana (RPBB), serta Dana Desa (DD).
“Selama ini Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) tidak pernah dibuka ke publik. Ketika kami minta kejelasan, justru dilempar ke Inspektorat, seolah-olah kami warga ini menakutkan,” teriak salah satu orator di tengah kerumunan massa.
Puncak kemarahan warga terdengar saat teriakan “Lenser! Lenser!” menggema di halaman balai desa. Istilah lokal ini digunakan warga untuk mendesak agar Petinggi Desa Bangsri segera dicopot dari jabatannya.
Selain menuntut keterbukaan anggaran, massa juga menuding adanya rekayasa dalam laporan kegiatan desa. Warga menyebut, dana yang semestinya digunakan untuk kegiatan RT dan RW, seperti gotong royong dan pembangunan fasilitas umum, justru dialihkan ke program wisata yang dinilai tidak menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.
“Kami bahkan menemukan foto-foto kerja bakti yang dipakai sebagai bukti laporan kegiatan, tapi faktanya tidak pernah ada kegiatan di lingkungan kami,” ungkap salah satu warga sambil menunjukkan dokumen yang diduga sebagai bukti manipulasi laporan.
Tak hanya itu, penyaluran dana sosial juga disorot. Warga menilai proses distribusi bantuan dilakukan secara tidak merata, bahkan dituding sarat kepentingan pribadi. Mereka juga mengecam sikap arogansi oknum perangkat desa yang enggan berdialog terbuka dengan masyarakat.
Aksi ini berlangsung selama lebih dari dua jam tanpa insiden kekerasan. Aparat kepolisian dan TNI tampak bersiaga namun tidak melakukan intervensi langsung, menjaga suasana tetap tertib.
Demo ini menjadi penanda jelas bahwa warga tidak lagi tinggal diam. Mereka menuntut perubahan nyata dalam tata kelola pemerintahan desa serta pengawasan ketat atas penggunaan anggaran publik.
“Kami hanya ingin keadilan dan keterbukaan. Ini bukan soal politik, tapi soal hak kami sebagai warga yang seharusnya dilibatkan dalam pembangunan desa,” pungkas salah satu koordinator aksi sebelum massa membubarkan diri dengan tertib.
Hingga berita ini diturunkan, pihak desa belum memberikan tanggapan resmi terkait tuntutan warga.
***
Sumber: LI.