Queensha.id - Jakarta,
Banyak orang tua berharap anak-anak mereka tumbuh menjadi pribadi shalih dan shalihah. Namun sering kali, harapan itu tidak sejalan dengan usaha perbaikan diri yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri.
Padahal, seperti yang dijelaskan dalam kitab Fathul Bari jilid 1 halaman 76:
“Sesungguhnya perbaikan diri kedua orang tua dengan menuntut ilmu yang bermanfaat dan mengerjakan amal shalih adalah penyebab paling besar atas keshalihan anak-anak mereka,"
Pernyataan itu bukan sekadar pesan moral, tetapi sebuah prinsip kehidupan. Anak-anak adalah peniru ulung. Mereka belajar bukan hanya dari apa yang mereka dengar, tapi lebih kuat dari apa yang mereka lihat. Dan yang paling sering mereka lihat? Tentu saja orang tuanya.
Cermin Utama Anak: Orang Tua
Dalam wawancara kami dengan Ustazah Rina Wahid, seorang praktisi pendidikan Islam dan konselor keluarga, ia menyampaikan bahwa krisis keteladanan dalam rumah tangga menjadi salah satu penyebab anak-anak kehilangan arah.
“Kita sering menyuruh anak salat, tapi kita sendiri masih suka melalaikannya. Kita minta anak jujur, tapi kita sendiri sering berdalih dan memutar kata. Keteladanan itu kunci,” ujarnya.
Keshalihan Dimulai dari Rumah
Lingkungan pertama dan utama bagi anak bukanlah sekolah, bukan juga teman sebaya. Rumah adalah madrasah pertama, dan orang tua adalah guru utamanya. Jika orang tua tak menghadirkan atmosfer spiritual yang sehat, maka anak akan mencari arah sendiri—dan tak jarang, tersesat.
Psikolog anak dan keluarga, Dr. Lina Yulianti, menyampaikan bahwa nilai-nilai spiritual dan moral yang ditanamkan sejak kecil akan membentuk karakter dasar anak, terutama jika ditanamkan melalui contoh nyata.
“Orang tua yang memperlihatkan semangat mencari ilmu, rajin beribadah, dan punya integritas, akan meninggalkan kesan yang dalam di benak anak-anak mereka,” jelasnya.
Yuk, Mulai dari Diri Sendiri
Menginginkan anak yang cinta Al-Qur’an? Maka mari kita dulu yang rutin membaca dan mengamalkannya. Menginginkan anak yang lembut dan penyayang? Maka mulai dari ucapan dan sikap kita di rumah, penuh kelembutan dan kasih sayang.
Langkah sederhana yang bisa dimulai hari ini:
1. Jadwalkan waktu belajar bersama anak tentang agama.
2. Libatkan anak dalam aktivitas ibadah keluarga, seperti salat berjamaah dan sedekah.
3. Jangan sungkan meminta maaf pada anak saat kita salah—itu juga bagian dari keteladanan.
4. Bina komunikasi penuh cinta dan hormat.
5. Hindari berkata kasar atau meremehkan mereka.
Menjadi orang tua adalah pekerjaan seumur hidup, dan bukan perkara mudah. Namun, jika kita ingin hasil besar dalam bentuk anak-anak yang shalih dan shalihah, maka investasi terbaik adalah menjadikan diri kita lebih baik terlebih dahulu.
Karena anak tak hanya butuh nasihat, mereka butuh teladan. Dan tak ada teladan paling dekat selain ayah dan ibunya sendiri.
***
Sumber: BS.