Foto, pendaki gunung asal Jepara, sumber foto: PMI Jepara. |
Queensha.id - Jepara,
Kejadian tak menyenangkan kembali menimpa komunitas pencinta alam di Kabupaten Jepara. Seorang pendaki muda bernama Zumna Aufa Arsya Nanda (19), warga Desa Jambu RT 33/RW 7, Kecamatan Mlonggo, mengalami cedera saat perjalanan turun dari Puncak Natas Angin, Gunung Muria, Senin (23/6/2025).
Zumna tergabung dalam rombongan lima pendaki yang melakukan ekspedisi mendaki Gunung Muria via jalur Sewengen, Desa Somosari, Kecamatan Batealit. Mereka berangkat dari daerah Ngabul pada Minggu (22/6) pukul 12.30 WIB dan tiba di basecamp sekitar pukul 13.00 WIB. Perjalanan mendaki dilakukan dengan santai dan mereka berhasil mencapai puncak Natas Angin pada Senin pagi sekitar pukul 07.15 WIB.
Namun, musibah terjadi saat perjalanan turun. Sekitar pukul 11.30, saat berada di atas Pos 2, engkel kaki kanan Zumna tiba-tiba terkilir. “Kondisinya tidak memungkinkan untuk berjalan. Kami langsung menghubungi pihak basecamp, BPBD, dan PMI,” terang salah satu rekannya, Firza Maulida, yang juga turut dalam pendakian.
Rombongan lainnya yang turut serta dalam perjalanan tersebut adalah Muhammad Rinjadni Raditya Candra dan Amrizal Pungki Ariesta — keduanya warga Desa Srobyong, Kecamatan Mlonggo — serta Dimas Amril Haqqi Raja Syura, mahasiswa UIBU Malang asal Mijen, Demak.
Mendapati laporan cedera tersebut, tim gabungan dari Pusdalops BPBD Jepara segera bergerak. Proses evakuasi dimulai pukul 14.40 WIB dan berlangsung cukup menantang mengingat lokasi berada di kawasan lereng pegunungan yang terjal dan licin.
“Survivor mengalami terkilir di bagian engkel kanan, tanpa dislokasi atau pembengkakan,” ujar Arif Wahyudin, anggota BPBD Jepara, yang terjun langsung ke lokasi.
Proses evakuasi melibatkan berbagai unsur relawan dan pihak terkait. Di antaranya BPBD Jepara, Basarnas Pos SAR Jepara, PMI Jepara, TNI Koramil Batealit, Pramuli, UBALOKA, SAR Jepara, RAPI, GCTS, Paguyuban Wisata Somosari, CBP IPNU Batealit, serta masyarakat setempat yang turut membantu.
Akhirnya, survivor berhasil dibawa turun dan tiba di basecamp pada pukul 16.02 WIB dalam keadaan selamat. Ia langsung dilarikan ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya persiapan fisik dan teknis yang matang dalam pendakian, termasuk koordinasi cepat ketika kondisi darurat terjadi. Meski cedera yang dialami tidak tergolong berat, solidaritas dan kesigapan tim penyelamat menunjukkan bahwa semangat kemanusiaan tetap menyala di lereng Gunung Muria.
***
Sumber: RK.
0 Komentar