Foto, ilustrasi keluarga yang harmonis. |
Queensha.id - Jepara,
Sosok Fuad Hasan, seorang pengusaha properti muda, tampan, dan dikenal sebagai pribadi religius asal Kecamatan Keling, Jepara, kini menjadi sorotan warga setempat. Pernikahan harmonis yang telah ia bangun bersama istri cantiknya selama belasan tahun serta kehadiran putri semata wayang mereka yang kini duduk di bangku SMP, seolah runtuh seketika setelah Fuad diduga terjerat cinta terlarang dengan seorang wanita pemandu karaoke (LC).
Semua bermula dari ajakan santai rekan kerja Fuad, Abidin, yang mengajak "sekadar menghibur diri" ke sebuah tempat karaoke di wilayah Kecamatan Mlonggo. Tak ada yang menyangka, kunjungan pertama itu justru menjadi awal dari gejolak rumah tangga yang mengguncang.
“Sekali-kali lah Pak Haji, hibur diri. Kita ini rekanan kerja yang solid, amanah, dan beriman,” ucap Abidin saat membujuk Fuad.
Namun, kehadiran seorang LC bernama Mia yang merupakan seorang janda muda yang dikenal cantik dan memikat sehingga mengubah segalanya. Meski hanya sekadar bertukar nomor ponsel, benih-benih komunikasi intens mulai tumbuh. Mia mulai rutin mengirimkan pesan penuh perhatian. Fuad yang semula teguh pada ajaran agama dan nilai keluarga, pelan-pelan goyah.
Dalam diam, Fuad mulai kembali ke tempat karaoke itu, bukan lagi karena hiburan, tapi karena rindu akan Mia. Istrinya, yang tidak mengetahui apa-apa, mulai merasa ada yang berubah. Perhatian Fuad berkurang, ia kerap termenung, dan komunikasi rumah tangga pun mulai dingin.
Fuad sempat berkontemplasi panjang. Ia mencoba menghapus Mia dari ingatannya, namun gagal. Bahkan ia mulai mempertimbangkan poligami dan sebuah konsep yang memang diperbolehkan dalam Islam, namun penuh risiko jika tidak dijalani dengan bijak.
Ketika Fuad akhirnya memutuskan untuk menikah siri dengan Mia, badai rumah tangga pun pecah. Sang istri yang selama ini setia, menangis dalam kesedihan dan merasa dikhianati.
“Istighfar mas… Mas itu seorang haji. Apa pantas menikahi seorang LC? Kita keluarga terpandang. Aku malu, mas, malu…” lirih sang istri yang hancur hatinya.
Ketegangan pun tak hanya terjadi antara Fuad dan istrinya, namun juga merembet pada keluarga besar kedua belah pihak. Konflik tak terhindarkan. Di tengah kekacauan itu, istri pertama Fuad sempat mencoba mempertahankan keluarga dengan cara merubah diri dan penampilan maupun pendekatan emosional. Namun usahanya sia-sia.
Mia, yang diketahui memiliki dua anak dari pernikahan sebelumnya, mulai menunjukkan ambisinya. Ia meminta rumah, kendaraan, dan modal usaha. Bahkan menurut informasi warga, Mia diduga menggunakan jasa supranatural untuk “mengunci” hati dan harta Fuad.
Kini, Mia tinggal di sebuah perumahan elite di Mlonggo. Ia tengah hamil tujuh bulan. Fuad pun lebih sering tinggal di rumah keduanya. Mobil-mobil mewah dan fasilitas hidup berpindah tangan. Istri pertamanya kini hanya bisa menahan luka, menatap hancurnya impian keluarga yang pernah mereka bangun bersama.
Pesan Sosial dan Edukasi
Kasus Fuad dan Mia menjadi potret nyata bagaimana godaan dunia bisa menyeret siapa pun tak peduli setinggi apa status sosial dan keimanan seseorang jika tidak berhati-hati dalam menjaga batas.
Islam memang memperbolehkan poligami, tapi dengan syarat yang sangat berat: keadilan lahir batin. Bila tak mampu, maka dianjurkan untuk hidup monogami dan menjaga keutuhan rumah tangga.
Penting bagi masyarakat, terutama kaum pria, untuk tidak bermain hati dengan wanita yang bukan muhrim. Hubungan yang berawal dari pelanggaran moral kerap berakhir dengan luka, hancurnya keluarga, serta trauma bagi anak-anak.
Himbauan
Jangan remehkan godaan sesaat. Lindungi keluarga, jaga hati, dan jangan biarkan cinta buta menghancurkan rumah tangga yang telah dibangun dengan keringat dan doa.
Kasus seperti ini bukan hanya soal cinta dan pengkhianatan, tapi juga soal tanggung jawab sosial dan agama. Semoga kisah Fuad menjadi pelajaran bagi kita semua. Jangan biarkan "hiburan sesaat" menjadi gerbang kehancuran abadi.
***
Sumber: BS.