Notification

×

Iklan

Iklan

Alhamdulillah, Warung Mbah Sawijah Kembali Berdiri dan Perabotan Rumah Terpenuhi Berkat Donasi Warga dan Netizen

Rabu, 23 Juli 2025 | 14.54 WIB Last Updated 2025-07-23T07:58:59Z

Foto, barang-barang yang telah dibelikan dari hasil donasi untuk Mbah Sawijah. Ridho memberikan nota pembelian barang yang sesuai dengan kebutuhan Mbah Sawijah.

Queensha.id - Jepara,

Di balik abu sisa kebakaran dan duka kehilangan, harapan baru mulai tumbuh untuk Mbah Sawijah (72), warga RT 5 RW 6, Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara. Satu-satunya sumber penghidupannya yang sempat hangus terbakar kini telah kembali berdiri berkat bantuan warga, pemerintah desa, dan netizen dermawan.

Warung kecil milik Mbah Sawijah bukan bangunan besar dengan rak-rak penuh. Di sana hanya ada jajanan ringan, minuman sachet, nasi pecel, dan titipan dagangan dari warga sekitar. Namun dari warung itulah, ia bertahan hidup selama bertahun-tahun, meski keuntungan yang didapat tak lebih dari Rp500 hingga Rp1.000 per transaksi.

Aku cuma njualin jajanan orang, modal ya hutang bank, Mas. Keuntungane cuma 500 sampe seribu,” ucap Mbah Sawijah dengan mata berkaca-kaca, Minggu (13/7/2025).

Selama tiga hari sebelum kebakaran, ia sempat tidak berjualan karena sakit. Namun ketika kembali ke warung, yang ia dapati hanyalah puing-puing hangus. Diduga kuat warung itu dibakar oleh orang tak dikenal. Sempat muncul tuduhan bahwa ia sendiri yang membakar warungnya, namun segera terbantahkan karena secara fisik, ia bahkan tak kuat berdiri lama.


Bantuan Mengalir, Perabotan Rumah Dipenuhi

Menyadari kondisi Mbah Sawijah yang hidup dalam kemiskinan ekstrem — tanpa listrik, tanpa kamar mandi, dan tanpa perlengkapan rumah yang layak — akun Facebook Jepara Update bersama tetangganya, Ridho, membuka donasi kemanusiaan. Respons masyarakat luar biasa.

Dari total donasi yang terkumpul sebesar Rp4.763.000, berikut rinciannya:

  • Uang belanja: Rp1.000.000
  • Lemari baju: Rp600.000
  • Balai kayu: Rp250.000
  • Penerangan: Rp500.000
  • Bangku & meja: Rp350.000
  • Uang pegangan: Rp500.000
  • Bayar hutang: Rp720.000
  • Untuk adik yang merawat: Rp100.000
  • Dana tak terduga: Rp743.000

Warung milik Mbah Sawijah kini telah dibangun kembali oleh pihak desa, menggunakan bantuan dari pemerintah dan swadaya warga. Perabot rumah yang sebelumnya tak dimiliki—seperti lemari, meja, bangku, hingga lampu penerangan—kini telah terpenuhi berkat bantuan yang amanah.


Karakter Keras, Hati yang Lembut

Meski dikenal memiliki karakter yang sulit dan emosional, banyak warga tetap memilih membantu Mbah Sawijah dengan penuh hati-hati. Ia tinggal sendirian di bangunan reyot selama puluhan tahun, sementara anak-anaknya disebut tidak menunjukkan kepedulian.
Putrinya bahkan dikabarkan memiliki kekayaan hingga ratusan juta rupiah dan baru saja membeli toko material senilai Rp500 juta.

Kami membantu bukan karena dia sempurna, tapi karena dia butuh. Kepedulian itu soal nurani, bukan soal siapa yang kita sukai.” ungkap Ridho, tetangga yang ikut mengurus semua kebutuhan pasca-kebakaran.


Kemanusiaan Masih Hidup

Kisah Mbah Sawijah menjadi cermin nyata bahwa masih banyak lansia yang bertahan hidup dalam sunyi dan kekurangan. Tetapi kisah ini juga bukti bahwa kebaikan tak pernah benar-benar mati. Ia hanya menunggu saatnya dipanggil oleh hati-hati yang masih peduli.

Kini, di antara balai kayu yang baru, lampu yang mulai menyala, dan warung kecil yang kembali berdiri, Mbah Sawijah punya secercah harapan. Senyumnya mungkin belum penuh, tapi langkahnya sudah tak sendiri lagi.

***

Queensha Jepara
23 Juli 2025

×
Berita Terbaru Update