Foto, dokumen pribadi Arshyla Quinnsa Qiana Qalesya. |
Queensha.id - Jepara,
Jepara – Di usia yang baru menginjak 3 tahun 8 bulan, Arshyla Quinnsa Qiana Qalesya sudah menunjukkan kecerdasan dan keceriaan yang mencuri perhatian. Putri dari pasangan Vico Rahman dan Elisa Fitriana Prihandari ini dikenal aktif, suka bermain, dan sudah mampu berbicara dengan jelas meskipun belum sempurna mengucapkan huruf "R".
"Alhamdulillah, Achio nama panggilannya di rumah dan kini sudah lancar ngomong. Cuma ya itu, huruf R belum bisa. Tapi saya senang karena dia sudah mudah mengerti perkataan orang lain," ujar Vico, ayah Arshyla, yang juga dikenal sebagai pemilik media online Queensha Jepara.
Tangis Saat Bermain Berakhir: Tanda Jiwa Sosial Sedang Berkembang
Menurut Vico, sang buah hati sangat senang bermain, apalagi jika sudah betah di satu tempat. “Kalau sudah nyaman, diajak pulang bisa nangis heboh, apalagi kalau temennya yang pulang duluan,” ujarnya sambil tertawa.
Sebagai orang tua, Vico menyadari bahwa masa balita adalah masa penting dalam membentuk karakter. “Saya maklum, namanya juga anak-anak. Tapi sejak dini, saya ingin dia mulai belajar memahami mana yang boleh dan tidak boleh,” tambahnya.
Tantangan & Keistimewaan Usia 3,5–5 Tahun
Usia 3,5 sampai 5 tahun adalah fase emas dalam perkembangan anak. Ini adalah masa ketika balita mulai memahami emosi, menjalin relasi sosial, dan mengembangkan keterampilan bahasa yang pesat. Anak seperti Arshyla yang aktif dan suka bergaul memiliki modal sosial yang sangat baik untuk masa depannya.
Namun, tak jarang anak usia ini juga menunjukkan sifat keras kepala, sulit diatur, hingga menangis berlebihan. Ini hal yang wajar, karena mereka sedang belajar mengenali batasan dan mencari cara untuk mengekspresikan keinginan mereka.
Tips Mendidik Anak Usia 3,5–5 Tahun Secara Positif
Berikut beberapa cara mendidik anak di usia emas seperti Arshyla dengan pendekatan yang lembut namun tegas:
-
Bangun Rutinitas yang Konsisten
Anak butuh kepastian. Jadwal tidur, makan, bermain, hingga belajar yang teratur membuat mereka merasa aman dan mudah diarahkan. -
Latih Empati dan Emosi Sosial
Saat anak menangis karena harus pulang dari bermain, jelaskan perasaannya dengan kata-kata: “Kamu sedih ya karena mainnya seru?” Ini membuat anak merasa dipahami dan secara perlahan belajar mengelola emosinya. -
Batasi dan Jelaskan dengan Sabar
Jangan hanya melarang. Jelaskan alasannya. Contoh: “Mainnya cukup sampai sore, nanti kamu capek dan besok gak bisa main lagi.” -
Berikan Tanggung Jawab Kecil
Ajak anak membereskan mainan atau memilih baju sendiri. Ini melatih kemandirian dan rasa percaya diri. -
Kenalkan Nilai-Nilai Kesopanan Sejak Dini
Sapaan, ucapan terima kasih, permisi, atau meminta maaf adalah pondasi penting dalam hubungan sosial yang bisa diajarkan lewat contoh nyata dari orang tua. -
Batasi Gawai, Perbanyak Interaksi Nyata
Meski era digital tak terhindarkan, anak usia ini butuh pengalaman fisik dan sosial lebih dari sekadar layar. -
Dorong Imajinasi dan Aktivitas Fisik
Bermain bebas, menggambar, berlari, menyusun balok—semua ini sangat membantu perkembangan motorik dan kreativitas anak.
Investasi Masa Depan
“Saya percaya bahwa anak sekecil Arshyla pun sudah bisa dididik untuk mengerti dan memahami hal-hal dasar dalam hidup,” ungkap Vico.
Dengan pendekatan penuh cinta namun tetap terarah, anak-anak seperti Arshyla akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat, mandiri, dan mudah beradaptasi.
Dari Jepara, Arshyla mengajarkan kita bahwa dunia anak adalah dunia yang penuh warna, dan di tangan orang tua yang sadar akan pentingnya pendidikan dini, masa depan bisa dimulai dari langkah-langkah kecil yang penuh makna.
***
0 Komentar