Foto, perang Palestina - Israel. |
Queensha.id - Internasional,
Sejak awal sejarah manusia, perang dan pembunuhan terus berulang:
- Habil dibunuh oleh Qabil — catatan pertama pembunuhan dalam sejarah manusia, lahir dari dengki dan perebutan hak.
- Perang demi perang terjadi sepanjang zaman: dari era Nabi Ibrahim dan Nabi Musa hingga masa kini.
- Hari ini masih berlangsung:
- Palestina–Israel
- Iran–Israel–Amerika
- India–Pakistan
- Rusia–Ukraina
Apakah semua ini karena manusia kekurangan pendidikan?
Bukan. Justru sebaliknya.
Mereka adalah lulusan universitas, bergelar doktor, jenderal, profesor, bahkan pemimpin negara.
Namun mereka tetap membunuh.
Pendidikan Legal Tanpa Moral: Bahaya Global
Inilah akar masalah yang jarang disorot: sistem pendidikan dunia telah kehilangan ruh.
1. Pendidikan Sekuler Tanpa Tuhan
- Mengajarkan strategi, teknologi, dan hukum buatan manusia.
- Tapi tidak mengajarkan rasa takut kepada Tuhan, kasih sayang, atau tanggung jawab spiritual atas nyawa manusia.
2. Pendidikan Dijadikan Alat Kekuasaan
- Negara mencetak “pemimpin” dari universitas, bukan penjaga damai.
- Lulusan pendidikan justru menjadi arsitek perang, pembuat senjata, pelobi politik, dan dalang penjajahan.
3. Negara Mengaku Berdaulat, Padahal Berdiri di Tanah Tuhan
- Semua negara bertikai demi wilayah yang bukan milik mereka — tetapi milik Tuhan.
- Mereka membangun sistem kekuasaan dalam "Negara Tuhan", tanpa izin ilahiah, tanpa etika, dan sering memutarbalikkan hukum.
4. Tuhan Tidak Pernah Mengizinkan Pembunuhan Atas Nama Politik
- Hukum Tuhan menegakkan keadilan, bukan imperialisme.
- Maka setiap pembantaian — di Gaza, Ukraina, Kashmir, Iran — adalah pelanggaran terhadap konstitusi langit.
Solusinya adalah Kembali kepada Hukum Tuhan
Perang tidak akan pernah berhenti selama hukum manusia lebih diutamakan daripada hukum Tuhan.
Solusi utama:
- Pendidikan harus dikembalikan kepada wahyu, bukan sekadar akreditasi.
- Hukum harus dibangun di atas kasih, bukan kekuasaan.
- Pemimpin masa depan harus dididik oleh nurani dan kebenaran ilahiah, bukan oleh partai politik, kekuatan militer, atau universitas tanpa akhlak.
Seruan Moral UIPM (Unit Ilmu dan Pendidikan Moral):
Dunia tidak butuh lebih banyak lulusan militer, doktor kebijakan, atau ahli strategi perang.
Dunia butuh guru damai, pemimpin yang menangis karena penderitaan rakyat,
dan manusia yang lebih takut kepada Tuhan daripada takut pada sanksi ekonomi.
***
Sumber: RNA.
0 Komentar