Breaking News

Prewedding Pasangan Gay dengan Adat Jawa Picu Pro-Kontra Publik Indonesia

Foto, Chiko duda asal Jember nikahi pemuda Lombok. Pasangan sesama jenis ini santai pamer kemesraan foto pakai baju pengantin adat Jawa.

Queensha.id - Media Sosial,

Sebuah fenomena tak biasa tengah menyita perhatian jagat maya. Pasangan sesama jenis yang mengaku bernama Chiko dan Wiran mengunggah sesi pemotretan prewedding mereka dengan mengenakan busana adat pengantin Jawa, lengkap dengan elemen budaya lokal yang kental. Aksi ini sontak memicu perdebatan panas di tengah masyarakat yang masih memegang kuat norma dan adat ketimuran.

Foto-foto mereka pertama kali diunggah melalui akun Instagram @hidupbareng_, menampilkan pose mesra keduanya dalam balutan busana kebesaran Jawa. Keterangan pada salah satu unggahan mereka berbunyi, “Tidak perlu restu kalian, semesta pun tahu betapa besar cinta ini.” Kalimat tersebut langsung menuai reaksi beragam dari netizen.


Budaya Jawa Jadi Sorotan

Yang membuat kontroversi semakin meluas adalah keputusan mereka menggunakan adat Jawa sebagai tema prewedding. Masyarakat menilai hal tersebut tidak hanya menyangkut persoalan pribadi, tetapi juga menyentuh aspek sakral budaya daerah yang selama ini dijaga secara turun-temurun.

“Busana adat Jawa bukan sekadar pakaian. Ia sarat makna, penuh simbol kesakralan, dan melekat pada nilai luhur pernikahan yang dijalani lelaki dan perempuan,” tulis salah satu komentar di media sosial.

Sejumlah tokoh budaya bahkan angkat bicara, meminta masyarakat tidak melibatkan budaya lokal dalam agenda yang bertentangan dengan nilai adat.


Kisah di Balik Pasangan

Dari sejumlah unggahan yang beredar, diketahui Chiko merupakan seorang duda dengan satu anak perempuan dari pernikahan sebelumnya. Kini, ia hidup bersama Wiran dan anak tersebut dalam satu rumah. Keseharian mereka juga dibagikan di akun Instagram yang sama, memperlihatkan rutinitas keluarga kecil mereka.

Keberadaan anak dalam rumah tangga ini menjadi fokus perdebatan baru. Banyak netizen yang menyuarakan kekhawatiran terhadap perkembangan psikologis anak tersebut.

“Kasihan anaknya, masih kecil sudah harus tumbuh dalam situasi yang membingungkan,” tulis seorang warganet.

Namun di sisi lain, tidak sedikit pula yang memberikan dukungan. Mereka memuji keberanian pasangan tersebut dalam mengekspresikan cinta di tengah tekanan sosial yang besar.

“Daripada berpura-pura hidup dalam kebohongan, lebih baik jujur dan hidup penuh cinta,” tulis komentar lainnya.


Isu LGBT dan Norma Sosial

Hingga kini, belum ada pernyataan resmi mengenai legalitas hubungan Chiko dan Wiran. Sebagaimana diketahui, Indonesia belum mengakui pernikahan sesama jenis secara hukum. Hal ini menempatkan pasangan seperti mereka dalam posisi rentan, baik secara sosial maupun administratif.

Peristiwa ini kembali memunculkan diskusi publik soal keberadaan dan penerimaan komunitas LGBT di tanah air. Di satu sisi, ada tuntutan akan kebebasan berekspresi dan hak asasi. Di sisi lain, ada kekhawatiran tentang perubahan nilai budaya dan agama yang sudah mengakar.

Fenomena Chiko dan Wiran membuka kembali ruang diskusi publik mengenai batas antara kebebasan berekspresi dan nilai-nilai kultural. Apakah ini bentuk keberanian mencintai secara jujur, atau justru pelanggaran terhadap nilai sosial yang dijunjung tinggi?

Yang jelas, masyarakat Indonesia kini dihadapkan pada realitas baru: bahwa cinta, dalam bentuk apa pun, akan terus mencari jalannya — meski harus melawan arus.

***

Sumber: BR, Instagram @hidupbareng_, berbagai komentar warganet.

0 Komentar

© Copyright 2025 - Queensha Jepara
PT Okada Entertainment Indonesia