Breaking News

Tersingkap Fakta Mengejutkan: Pengemis asal Demak Ternyata Kaya Raya, Punya Rumah Tingkat dan Mobil

Foto, pengemis perempuan yang diduga palsu.

Queensha.id - Demak,

Siapa sangka di balik wajah lusuh dan tubuh yang tampak lemah, seorang pengemis perempuan berusia 55 tahun asal perbatasan Kabupaten Demak dan Kecamatan Welahan, Jepara, ternyata menyimpan kehidupan yang jauh dari kata sengsara. Ia memiliki rumah bertingkat yang cukup megah dan mobil Avanza yang digunakannya untuk "berangkat kerja".

Setiap pagi, perempuan berinisial SM diantar oleh suaminya ke titik-titik tertentu yang tersembunyi di wilayah Jepara, Kudus, Pati, hingga Semarang. Ia tidak sendiri, biasanya ditemani oleh putrinya MM, perempuan berusia 35 tahun yang juga menjalani profesi yang sama: mengemis.

Yang mencengangkan, dalam satu hari SM dan MM bisa mengantongi rata-rata Rp250 ribu, bahkan bisa lebih saat momen ramai seperti Jumat, bulan puasa, atau libur nasional.


Strategi Pura-Pura Sengsara

Untuk menyempurnakan peran, mereka memanfaatkan baju lusuh, bedak cokelat tua untuk membuat wajah tampak dekil dan lelah, serta ekspresi wajah melas yang dilatih.

"Semua perlu pura-pura sengsara, wajah melas, dan doa-doa buat yang ngasih. Kadang saya ucapin terima kasih sambil nangis pelan biar makin kasihan," ujar SM ketika ditemui secara tidak sengaja di sela-sela aksinya.


Lebih mengejutkan, mereka bahkan mengonsumsi vitamin khusus agar tetap bugar dan kuat berjalan kaki jauh meski dengan tampilan lemah.


Taktik Rahasia dan Penyamaran

Di kampung halaman, kehidupan mereka dikenal normal. Tetangga sekitar mengira mereka hanya berjualan di pasar. Tak satu pun warga yang tahu bahwa selama bertahun-tahun, mereka beroperasi sebagai pengemis profesional.

"Setahu saya dia dagang di pasar pagi, orangnya ramah. Nggak nyangka kalau ternyata selama ini jadi pengemis," ucap seorang warga yang meminta namanya disamarkan.

SM dan MM juga sudah beberapa kali tertangkap Satpol PP, namun mereka lihai berkelit. Mereka telah hafal berbagai alasan dan bisa menangis meyakinkan saat dimintai keterangan.


Bagaimana Hukum Islamnya?

Dalam Islam, mengemis bukanlah pekerjaan yang dibenarkan, terlebih jika dilakukan oleh orang yang masih mampu bekerja. Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa meminta-minta kepada manusia padahal ia tidak dalam keadaan miskin, maka seakan-akan ia memakan bara api.” (HR. Muslim)


Mengemis hanya dibolehkan bagi yang benar-benar terpaksa atau dalam keadaan darurat. Menjadikan mengemis sebagai profesi rutin adalah perbuatan yang tercela dalam pandangan agama.


Dampak Sosial yang Ditimbulkan

Dari sisi sosial, pengemis palsu seperti ini merusak kepercayaan masyarakat terhadap mereka yang benar-benar butuh bantuan. Banyak dermawan akhirnya menjadi ragu atau bahkan enggan memberi, karena takut tertipu oleh akting-akting profesional.

Fenomena ini juga menciptakan ketimpangan moral, di mana kerja keras masyarakat tidak sebanding dengan keuntungan para peminta-minta yang memanfaatkan simpati publik.


Solusi untuk Pemerintah Daerah

Untuk mencegah pengemis profesional masuk ke wilayah pedesaan atau kota:

1. Pemetaan dan Pendataan pengemis oleh dinas sosial secara berkala.

2. Operasi rutin Satpol PP dan edukasi terhadap masyarakat untuk tidak memberikan uang secara langsung.

3. Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat marginal, sehingga mereka memiliki pilihan pekerjaan yang lebih layak.

4. Sanksi sosial dan hukum bagi pengemis yang terbukti memalsukan kondisi demi keuntungan pribadi.


Cara Menolak Pengemis dengan Bijak

Masyarakat bisa menolak dengan cara halus namun tegas:

"Maaf, saya tidak bisa membantu hari ini, semoga diberi rezeki dari arah lain."

"Lebih baik ibu ke dinas sosial, di sana bisa dibantu dengan program resmi."



Ciri-Ciri Pengemis Palsu

Berikut beberapa tanda yang patut diwaspadai:

1. Berpakaian sangat lusuh namun tidak sesuai dengan postur tubuh dan kelihatan dibuat-buat.

2. Menggunakan bedak atau pewarna pada wajah agar terlihat lebih tua atau sakit.

3. Sering berpindah-pindah lokasi.

4. Terlihat sehat dan bugar meski mengaku lapar atau lelah.

5. Menggunakan transportasi pribadi dari kejauhan atau ada yang mengantar dengan kendaraan.


Jadi, fenomena pengemis kaya di Demak ini menjadi tamparan keras bagi sistem sosial dan keagamaan kita. Perlu kesadaran dari masyarakat, ketegasan dari pemerintah, dan pendekatan dari sisi agama untuk menyadarkan bahwa kemiskinan tidak boleh dijadikan sandiwara demi keuntungan pribadi. Mari lebih bijak dalam memberi dan cerdas dalam menolong.

***
Sumber: BS.

0 Komentar

© Copyright 2025 - Queensha Jepara
PT Okada Entertainment Indonesia