Queensha.id - Jepara,
Insiden mencekam di tengah laut nyaris merenggut nyawa tiga nelayan asal Desa Mororejo, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara. Ketiganya mengalami kecelakaan laut pada Kamis dini hari, 3 Juli 2025, sekitar pukul 02.00 WIB, setelah perahu yang mereka tumpangi ditabrak kapal besar bermuatan kontainer di perairan Madura. Beruntung, nyawa mereka terselamatkan meski seluruh perlengkapan dan kapal rusak parah.
Ketiga nelayan tersebut diketahui bernama Wagisan, Rudi, dan Duljabar. Saat kejadian, mereka tengah berlabuh untuk beristirahat di tengah laut. Tanpa peringatan, sebuah kapal besar melaju dan menghantam perahu kecil mereka. Perahu jenis sopek milik nelayan itu patah dan tenggelam seketika.
“Alhamdulillah kami selamat. Tapi perahu dan alat tangkap semuanya hilang. Kalau dihitung, kerugian bisa lebih dari seratus juta rupiah,” tutur Wagisan pada Sabtu pagi (5/7).
Mengapung dalam Gelap, Diselamatkan Saat Subuh
Setelah perahu tenggelam, ketiganya sempat mengapung di laut dalam kegelapan dini hari, bertahan dengan sisa tenaga dan pelampung seadanya. Beruntung, sesama nelayan dari daerah sekitar melihat mereka dan segera memberikan pertolongan sekitar pukul 04.30 WIB.
Ketiga korban langsung dievakuasi ke daratan dan dikoordinasikan dengan rekan-rekan nelayan lainnya dari Jepara. Kini mereka telah kembali ke rumah masing-masing dalam kondisi selamat, namun masih diliputi trauma akibat insiden yang nyaris merenggut nyawa itu.
“Kami tidak tahu kapal mana yang menabrak. Setelah kejadian, kapal itu terus melaju tanpa berhenti,” ujar Duljabar.
“Kami mohon pemerintah Kabupaten Jepara atau instansi kelautan memberi perhatian. Ini bukan sekadar musibah biasa. Kami kehilangan mata pencaharian," jelasnya.
Desakan untuk Pemerintah: Jangan Diam
Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang terkait kapal penabrak atau tanggung jawab dari otoritas pelayaran. Nelayan setempat mendesak adanya regulasi dan pengawasan yang lebih ketat agar kecelakaan serupa tidak kembali terjadi.
“Kapal-kapal besar sering tidak memperhatikan kapal kecil di sekitarnya. Kami mohon ada perlindungan. Kalau tidak, kami nelayan kecil akan selalu jadi korban,” tambah Rudi.
Ancaman Nyata bagi Nelayan Tradisional
Insiden ini menjadi gambaran nyata betapa rentannya keselamatan nelayan tradisional di perairan luas yang dilintasi kapal-kapal besar. Minimnya pengawasan dan regulasi dinilai menjadi penyebab utama kelalaian di laut yang berujung pada kerugian besar bagi nelayan.
Pemerintah daerah diharapkan turun tangan, tidak hanya dalam bentuk bantuan materiel, tapi juga dengan mendesak instansi pusat agar membuat jalur aman nelayan serta mewajibkan kapal besar untuk menjaga jarak aman dari perahu kecil.
***
Sumber: G7/AR.
0 Komentar