
Foto, lokasi Kejadian tragis tenggelamnya wisatawan di Pantai Bondo, Kecamatan Bangsri, Jepara.
“Beberapa tahun lalu sudah pernah kejadian seperti ini. Tapi sayangnya, belum ada langkah nyata yang dilakukan,” ujar Alba ketua Komunitas Relawan Jepara yang memulai evaluasi.
Ia menekankan pentingnya pemasangan rambu-rambu bahaya di pantai-pantai Jepara, khususnya area wisata.
Obeng, peserta lain, menyoroti lemahnya pengawasan. “Wisata makin digencarkan, tapi keamanan seperti dilupakan. Harusnya setiap pengelola menyiapkan perlengkapan safety dan pelatihan khusus,” katanya, Jum'at (11/7).
Masalah muncul karena kondisi alam Pantai Bondo yang unik. Menurut Mas Bondan dari JZ 11 JRC, cekungan di laut kerap berpindah-pindah karena longsoran pasir. “Posisinya nggak tetap dan sulit diprediksi. Kalau pasang rambu, mau dipasang di mana?” katanya.
Meski begitu, para relawan sepakat harus ada usaha nyata. “Bukan soal siapa yang salah. Tapi bagaimana kita bisa bergerak bersama,” lanjut Alba.
Bahkan, ia menyarankan agar dilakukan survei dari Pantai Kedungmalang sampai Donorojo, sambil melibatkan warga lokal yang paham kondisi setempat.
Diskusi ini juga membuka ide soal penyusunan ulang SOP kebencanaan yang lebih detail dan melibatkan semua pihak—dari BPBD, SAR, Relawan (KRJ), hingga warga. Sayangnya, meski dulu pernah dibentuk forum serupa, tidak ada koordinasi lanjutan. Akibatnya, semua gerakan selama ini hanya bersifat spontan.
“Kalau mau serius, harus ada anggaran, koordinasi, dan gerakan cepat. Jangan cuma logika tanpa logistik,” tegas Mas Bondan.
Langkah kecil yang direncanakan malam itu yang memetakan area rawan dan mulai memasang tanda peringatan dan semoga menjadi titik awal perubahan besar di wilayah pesisir Jepara.
Keselamatan wisatawan adalah tanggung jawab bersama. Jangan tunggu korban berikutnya. Jepara harus bergerak sekarang juga.
***
Sumber: Relawan se-kabupaten Jepara.
0 Komentar