Breaking News

Viral! Manusia Silver Adu Jotos di Perempatan Kudus, Berebut Wilayah demi Rezeki

Foto, dua pengamen jalanan dengan sebutan manusia silver adu jotos di lampu merah perempatan utara hotel Griptha di Kudus.

Queensha.id - Kudus,

Suasana di lampu merah perempatan utara hotel Griptha di Kudus mendadak ricuh saat dua manusia silver terlibat adu jotos, Rabu (16/7/2025). Insiden tersebut terekam kamera warga dan viral di media sosial Facebook, memicu perbincangan hangat di kalangan warganet.

Dalam video yang beredar, dua pria bertelanjang dada dan sekujur tubuhnya dilumuri cat warna perak tampak terlibat perkelahian sengit. Diduga kuat, pertengkaran dipicu oleh perebutan "wilayah kerja" alias titik mangkal favorit yang sering dipakai untuk mengamen dan mencari belas kasihan pengguna jalan.

Ironisnya, kedua manusia silver yang seharusnya saling memahami dalam kerasnya perjuangan mencari nafkah di jalan, justru tersulut emosi hingga saling pukul. 


“Sama-sama cari rejeki, kenapa harus saling rebutan? Nggak saling pengertian malah berkelahi,” ujar salah satu pengendara yang sempat menyaksikan langsung insiden tersebut.

Beruntung, pertengkaran itu tak berlangsung lama. Sesama manusia silver lainnya yang berada di sekitar lokasi langsung turun tangan dan melerai, mencegah keributan semakin meluas di tengah lalu lintas yang padat.

Menurut informasi yang dihimpun, rata-rata pendapatan manusia silver yang mangkal di perempatan tersebut berkisar antara Rp150 ribu hingga Rp200 ribu per hari, tergantung ramai tidaknya lalu lintas dan banyaknya pemberi sedekah.


Sementara itu, Satria Agus Himawan selaku kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kudus telah berulang kali mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan uang secara langsung kepada pengemis, gelandangan, dan pengamen jalanan, termasuk manusia silver.


Himbauan itu dimaksudkan agar mereka tidak terus-menerus menggantungkan hidup di jalan dan mau mengikuti program pembinaan yang disediakan oleh pemerintah.

Namun kenyataannya, keberadaan mereka di sudut-sudut jalan tetap menjamur. Ketergantungan terhadap belas kasih pengguna jalan membuat praktik ini sulit diberantas. Bahkan, beberapa di antaranya memilih menghindari petugas saat operasi penertiban dilakukan.

Kepala Dinsos Kudus, Satria Agus Himawan dalam keterangannya, menyesalkan insiden tersebut dan kembali mengingatkan bahwa pekerjaan seperti manusia silver tidak termasuk pekerjaan yang dilindungi.

 “Kami mendorong masyarakat untuk melapor jika melihat gelandangan atau pengemis yang meresahkan. Namun di sisi lain, kami tetap membuka pintu bagi mereka yang ingin dibina dan diberikan pelatihan keterampilan,” ungkapnya, Rabu (16/7).


Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa di balik tampilan menghibur atau unik manusia silver di lampu merah, tersimpan kisah getir perjuangan hidup yang kerap membuat mereka terjebak dalam persaingan yang tak sehat. Alih-alih berebut wilayah, semestinya para pengamen ini saling bergandeng tangan untuk saling membantu, bukan menjatuhkan.

Semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak: baik para pengamen, masyarakat, maupun instansi pemerintah agar terus mencari solusi yang manusiawi dan berkelanjutan.

***

Sumber: BS.

0 Komentar

© Copyright 2025 - Queensha Jepara
PT Okada Entertainment Indonesia