Foto, tangkap layar dari video yang menunjukkan kurang disiplin soal sampah setelah event Warisan Rasa Denny Caknan di Alun-alun 1 Jepara. |
Queensha.id - Jepara,
Gelaran konser bertajuk Warisan Rasa yang menghadirkan musisi kondang Denny Caknan di Alun-Alun 1 Jepara, Selasa malam (15/7/2025), memang menyedot animo luar biasa dari masyarakat. Ribuan warga memadati alun-alun 1 Jepara, menciptakan euforia penuh semangat yang menandai suksesnya acara dari sisi hiburan dan keramaian. Namun di balik kemeriahan tersebut, sejumlah persoalan mencuat dan menjadi sorotan serius, terutama terkait hak-hak pedagang lokal dan persoalan kebersihan lingkungan.
Sejumlah pedagang dari komunitas paguyuban Jepara mengaku dirugikan atas ketidaktegasan penegakan aturan oleh pihak terkait. Koordinator pedagang, Bapak Edy, menyampaikan kekecewaannya terhadap masuknya pedagang luar kota yang tidak mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah disepakati bersama.
“Kami ini sudah tertib, ikut aturan dari awal. Tapi pedagang luar kota malah seenaknya masuk tanpa kordinasi. Ironisnya, Satpol PP seperti tutup mata. Ini mencederai komitmen kami sebagai pedagang lokal yang tertib,” tegas Edy.
Kekecewaan semakin membesar karena pedagang dari luar yang tidak melalui prosedur justru memicu gesekan antar pedagang. Tak hanya soal ketidaktertiban, masalah pembuangan sampah sembarangan pun ikut jadi perhatian. Banyak ditemukan sisa es batu, plastik makanan, hingga limbah dagangan berserakan di sekitar alun-alun, mencoreng wajah kota dan menciptakan beban baru bagi petugas kebersihan.
Ahmad Sholeh, seorang aktivis sosial Jepara, turut mengkritisi hal ini.
“Acara Denny Caknan memang ramai, aman, dan cukup sukses. Tapi jangan lupa, ada sisi minus yang perlu dievaluasi. Salah satunya soal penggunaan Lapangan Alun-Alun 1 yang sebenarnya tidak diperuntukkan untuk panggung konser. Ini pernah ditegaskan oleh PJ Bupati sebelumnya, Pak Edy Supriyanta,” ujarnya, Rabu (16/7).
Menurut Sholeh, lapangan Alun-Alun 1 sejatinya merupakan ruang terbuka hijau dan area publik masyarakat Jepara yang semestinya dijaga kelestariannya. Aktivitas besar seperti konser berpotensi merusak infrastruktur dan menimbulkan beban lingkungan. Ia pun menyoroti lemahnya koordinasi dari pihak Satpol PP Jepara yang dinilai tidak tegas dalam menertibkan pedagang-pedagang luar yang masuk tanpa izin.
“Masalahnya bukan sekadar konser. Ini soal tata kelola kota, soal wibawa aturan, dan soal keadilan bagi pedagang Jepara yang selama ini sudah taat dan dibina,” tambahnya.
Komunitas pedagang berharap ke depan Pemkab Jepara lebih bijak dalam mengambil keputusan terkait pemanfaatan ruang publik, terutama yang memiliki nilai strategis dan simbolik seperti Alun-Alun 1. Koordinasi antar lembaga, dari dinas pariwisata, Satpol PP, hingga paguyuban pedagang, harus diperkuat untuk memastikan keadilan dan ketertiban.
Event Warisan Rasa memang membawa kesan manis bagi para penggemar musik, namun juga menyisakan rasa getir bagi pedagang lokal yang merasa terpinggirkan di tanahnya sendiri. Evaluasi menyeluruh dan komitmen untuk menegakkan aturan menjadi hal penting agar kejadian serupa tidak terulang.
***
Sumber: AS.
0 Komentar