Breaking News

Warung Terbakar, Kisah Pilu Mbah Sawijah 40 Tahun Hidup Tanpa Listrik di Banyumanis Jepara

Foto, tangkap layar dari akun Facebook Jepara Update. Mbah Sawijah asal Desa Banyumanis, kecamatan Donorojo, Jepara.

Queensha.id - Jepara,

Di tengah gemerlap pembangunan dan narasi kemajuan, potret kemiskinan ekstrem di Kabupaten Jepara kembali menampakkan wajahnya. Kali ini datang dari kisah Mbah Sawijah (72), warga RT 5 RW 6, Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara yang kehilangan satu-satunya sumber penghidupannya yakni warung kecilnya yang diduga dibakar oleh orang tak dikenal.

Warung tersebut bukan warung megah, bukan pula milik besar dengan etalase penuh. Isinya hanyalah jajanan ringan, minuman sachet, nasi pecel dan semua titipan dari orang sekitar. “Aku cuma njualin jajanan orang, modal ya hutang bank, Mas. Keuntungane cuma 500 sampe seribu,” ucap Mbah Sawijah dengan mata berkaca-kaca, Minggu (13/7/2025).

Ia menuturkan bahwa selama tiga hari sebelum kebakaran, dirinya tak berdagang karena sakit. Namun pada hari Sabtu, ia kembali ke warung dan mendapati bangunan yang biasa menjadi tempatnya mencari nafkah itu telah hangus terbakar.


Ironisnya, sempat ada tudingan dari tetangga bahwa ia sendiri yang menyalakan api. Tuduhan yang segera terbantahkan karena kondisi fisiknya yang sedang tidak memungkinkan.

Kisahnya tak berhenti di sana. Bangunan reot tempat Mbah Sawijah berteduh selama 40 tahun ternyata tak layak disebut rumah. Tanpa listrik, tanpa WC, dan tanpa kamar mandi. Jika malam tiba, ia membuka pintu rumah agar sedikit cahaya dari rumah tetangga bisa menerangi ruangan. Bila hujan datang, ia menumpang tidur di rumah adiknya yang berada disekitar.

Yang membuat hati semakin terenyuh, Mbah Sawijah sebenarnya bukan tanpa keluarga. Suaminya memang telah lama meninggal dunia, namun ia memiliki dua anak yakni seorang laki-laki yang hidup dalam kondisi ekonomi pas-pasan, dan seorang perempuan yang justru disebut warga telah hidup mapan dengan suaminya. Bahkan, tetangga menyebut anak perempuannya baru saja membeli toko material seharga Rp500 juta, dan memiliki kekayaan ratusan juta rupiah.

Namun, hingga kini, tak tampak kepedulian sedikit pun kepada sang ibu yang telah lanjut usia. 


“Aku njaluk tulung, Pak Bupati, Pak DPR. Aku gak duwe pangan, aku gak kuat mangan, hutang modal malah kebakar kabeh,” tutur Mbah Sawijah dalam tangis yang mengguncang hati siapa saja yang mendengarnya, Minggu (13/7).


Di usianya yang renta, Mbah Sawijah dikenal ceplas-ceplos dalam berbicara. Namun bagi mereka yang paham, itu bukan karena niat buruk, melainkan karena keterbatasan pendidikan dan kerasnya hidup yang membentuknya demikian.

Beruntung, kisah pilu ini sampai ke telinga Bupati Jepara, Witiarso Utomo. Melalui akun resmi dan laporan masyarakat dengan tagar #JeparaUpdate, sang Bupati dikabarkan telah merespons dan menindaklanjuti kondisi Mbah Sawijah.

Kini, harapan kembali menyala, meski di tengah abu-abu sisa kebakaran. Warga Banyumanis dan masyarakat Jepara berharap pemerintah, dermawan, hingga anak-anak Mbah Sawijah sendiri bisa membuka mata dan hati, untuk membantu sang ibu yang selama 40 tahun bertahan dalam kemiskinan ekstrem.

***

Sumber: JU.

0 Komentar

© Copyright 2025 - Queensha Jepara
PT Okada Entertainment Indonesia