Foto, demo ricuh di Yogyakarta. |
Queensha.id - Yogyakarta,
Aksi demonstrasi besar-besaran di Yogyakarta berujung kericuhan hingga Jumat (29/8/2025) malam WIB. Mapolda DIY yang menjadi titik konsentrasi massa mendadak gelap gulita setelah pihak kepolisian memutus aliran listrik, menyusul situasi yang semakin tak terkendali.
Kericuhan mulai pecah sekitar pukul 19.00 WIB. Dalam kondisi gelap, kobaran api justru muncul dari lantai dasar Gedung Polda DIY sisi timur, tepatnya di kantor Humas. Api membesar dan memunculkan suasana mencekam di tengah ribuan massa yang masih bertahan di halaman Mapolda DIY.
Ledakan Terdengar Tiga Kali
Tak hanya kantor Humas, dua unit mobil yang terparkir di area tersebut juga ikut dibakar massa. Ledakan terdengar sebanyak tiga kali, meski penyebabnya belum dapat dipastikan. Satu unit mobil Pemadam Kebakaran dikerahkan untuk menjinakkan api, namun proses pemadaman berlangsung sulit karena situasi yang terus memanas.
“Dari jalan raya kelihatan jelas kobaran api dan asap hitam tebal membubung tinggi. Ledakannya bikin warga panik,” tutur Arif Wibowo (38), warga Gondokusuman yang ikut menyaksikan kericuhan.
Massa Merangsek dan Merusak SPKT
Aksi anarkis tidak berhenti di sana. Massa yang terdiri dari mahasiswa, masyarakat umum, serta pengemudi ojek online merangsek ke arah barat dan merusak bangunan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda DIY. Lemparan batu, botol, dan benda keras terus mengarah ke barisan polisi yang berjaga di dalam markas.
Hingga pukul 21.00 WIB, konsentrasi massa masih bertahan di halaman Mapolda DIY. Aparat mencoba memukul mundur kerumunan dengan tembakan gas air mata dan water cannon, namun bentrokan masih berlangsung.
Tuntutan Massa
Aksi bertajuk Jogja Memanggil ini sebelumnya dimulai dari Kampus Universitas Islam Indonesia (UII). Sekitar pukul 17.00 WIB, ribuan massa bergerak ke Mapolda DIY sambil membawa berbagai tuntutan, di antaranya:
- Mendesak pembubaran DPR RI.
- Menuntut proses hukum terhadap polisi yang menewaskan driver ojol Affan Kurniawan (21) di Jakarta.
- Meminta pembatalan tunjangan perumahan DPR RI yang dianggap menyakiti hati rakyat.
- Mendesak pencopotan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
- Menuntut reformasi TNI/Polri.
Warga Resah
Warga sekitar mengaku khawatir aksi anarkis yang terus meluas akan mengancam keselamatan lingkungan.
“Kami takut api merembet ke rumah warga. Anak-anak sudah kami evakuasi. Kami berharap pemerintah dan aparat segera menemukan solusi agar situasi tidak makin parah,” ujar Sulastri (46), warga sekitar Jalan Ringroad Utara.
Situasi Masih Mencekam
Hingga malam, suasana di sekitar Mapolda DIY tetap tegang. Jalan-jalan utama menuju lokasi ditutup total, sementara polisi masih bersiaga penuh untuk mengantisipasi kerusuhan lanjutan.
***