Foto, pertunjukan teater (Festera) 2025 tema Mengukir Karya. |
Queensha.id - Jepara,
Pamor seni ukir Jepara yang dulu mendunia kini semakin meredup. Namun, upaya untuk menjaga warisan leluhur itu terus dilakukan, salah satunya lewat jalur yang tak biasa: teater.
Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Jepara tahun ini menggagas Festival Teater Jepara (Festera) 2025 dengan mengusung tema Mengukir Karya. Gelaran ini menjadi ruang ekspresi baru untuk merenungkan sekaligus merawat keberlangsungan seni ukir.
“Melestarikan itu bukan berarti kita harus bisa mengukir. Tapi dengan menelisik persoalan yang menyelimuti seni ukir—mulai dari pengrajin, regulasi pemerintah, hingga dukungan masyarakat—kita bisa mencari pijakan bersama,” ujar Ketua Umum DKD Jepara, Kustam Erey Kristiawan, Kamis (21/8/2025).
Teater Sebagai Media Renungan
Dalam Festera, komunitas teater diminta menghadirkan pementasan yang bernafaskan seni ukir. Cerita-cerita di panggung akan mengangkat realitas pengukir: perjuangan mereka, tantangan industri, hingga harapan untuk masa depan.
“Lewat pertunjukan teater, persoalan ukir bisa dipotret lebih dekat dan dijadikan renungan bersama. Harapannya, tidak hanya menyajikan kritik, tapi juga solusi lewat pesan moral,” lanjut Kustam.
Festival ini rencananya berlangsung pada November mendatang di Gedung Kesenian Jepara. Sebanyak 12 kelompok teater dari sekolah, kampus, hingga komunitas umum akan berpartisipasi.
Didukung Lintas Pihak
Festera 2025 mendapat dukungan dari Bakti Budaya Djarum Foundation, yang selama ini konsisten mendorong pelestarian seni dan budaya di Indonesia.
Kustam menegaskan, waktu yang masih tersedia sebelum November menjadi kesempatan bagi para peserta untuk meneliti kondisi seni ukir secara nyata. Dari sana, lakon-lakon yang ditulis akan lebih membumi dan relevan dengan kehidupan masyarakat Jepara saat ini.
“Festera bukan sekadar festival seni, tapi ruang dialog antara panggung dan masyarakat. Sebuah ikhtiar agar Jepara tidak kehilangan identitasnya sebagai Kota Ukir,” pungkas Kustam.
Festival ini bukan hanya ajang hiburan, melainkan upaya serius merawat ikon budaya Jepara lewat cara yang kreatif: dari pahat kayu ke panggung teater.
***
Sumber: RMOL Jateng/Yos.