Notification

×

Iklan

Iklan

Ketika Mertua Ikut Campur, Istri Pergi Meninggalkan Suami di Semarang

Jumat, 22 Agustus 2025 | 14.52 WIB Last Updated 2025-08-22T07:54:10Z

Foto, keluarga Heru Santoso dan ibunya dari Semarang.

Queensha.id - Semarang, 


Rumah tangga Heru Santoso (35) dan Fitria Cahyaning Tyas (28) awalnya berjalan bahagia. Dari pernikahan mereka lahirlah dua anak, Rio Raimanansyah (10) dan adiknya, Cici Raimanansyah (7). Namun, keharmonisan itu perlahan runtuh ketika campur tangan sang ibu mertua, Endah Laraswati (57), semakin besar dalam kehidupan sehari-hari.


Awalnya, Fitria masih bisa bersabar. Namun puncak pertengkaran pecah ketika anaknya, Rio, jatuh sakit dan membutuhkan obat segera. Heru, sang suami, justru mendahulukan permintaan ibunya yang ingin dibelikan perhiasan emas kecil.



Keributan Ibu dan Menantu


Di ruang tamu rumah sederhana mereka, suara tinggi Bu Endah dan Fitria saling beradu.


Bu Endah,"Kalau kamu jadi istri, jangan terlalu banyak protes! Dulu saya juga nurut sama suami saya, nggak pernah bantah. Sekarang kamu malah ngajari anak saya melawan ibunya sendiri!"


Fitria, "Bu, saya tidak melawan. Tapi Rio sedang sakit, butuh obat. Saya hanya ingin Heru lebih peduli pada anak-anaknya. Apa salah saya kalau meminta itu?"


Bu Endah menyindir, "Kamu cuma numpang hidup di rumah ini, jangan sok merasa paling benar. Anak saya itu tanggung jawab saya juga. Kalau dia lebih dengar ibunya, itu wajar!"


Pertengkaran itu membuat Heru terdiam. Alih-alih menenangkan suasana, ia justru berkata dengan nada dingin kepada istrinya.


Heru, "Fit, sudah! Jangan banyak bicara sama Ibu. Kamu terlalu keras kepala. Kalau memang nggak tahan, kamu bisa pulang ke rumah orang tuamu!"


Mendengar itu, air mata Fitria jatuh. Ia merasa tidak lagi memiliki tempat dalam rumah tangganya.



Pernyataan Fitria yang Menggetarkan


Sambil merapikan baju anak-anaknya, Fitria berkata lirih, "Heru, aku menikahimu untuk membangun rumah tangga, bukan untuk bersaing dengan ibumu. Kalau aku selalu dianggap salah, lebih baik aku pergi. Biarlah anak-anak nanti tahu siapa yang benar-benar berjuang untuk mereka," ungkapnya.


Rio dan Cici yang mendengar percakapan itu ikut menangis, memeluk ibunya.


Rio, "Ayah, jangan usir Bunda. Aku mau sembuh, aku butuh Bunda di sini," ucapnya.


Namun Heru tetap bergeming, merasa bimbang tapi lebih memilih menuruti ibunya.



Ending yang Menyedihkan


Malam itu, Fitria benar-benar pergi meninggalkan rumah bersama dua anaknya. Namun, nasib berkata lain. Dalam perjalanan ke rumah orang tuanya, mereka mengalami kecelakaan lalu lintas.


Fitria meninggal di tempat kejadian, sementara Rio dan Cici selamat dengan luka cukup parah.


Kabar duka itu membuat Heru jatuh terduduk, menangis menyesali ucapannya. Bu Endah pun tak kuasa menahan tangis, menyadari bahwa pertengkaran yang ia picu telah merenggut nyawa menantunya.


"Seandainya aku tidak egois, mungkin Fitria masih ada hari ini...," lirih Heru di hadapan jenazah istrinya.


Kini, Heru harus membesarkan Rio dan Cici seorang diri, dengan rasa bersalah yang terus menghantuinya. Sementara itu, nama Fitria Cahyaning Tyas dikenang sebagai seorang ibu muda yang berjuang keras demi anak-anaknya, meski harus mengorbankan nyawa.


***

Sumber: BS.

×
Berita Terbaru Update