Notification

×

Iklan

Iklan

Nostalgia Mikrobus Jepara: Ketika Transportasi Legendaris Mulai Ditinggalkan

Minggu, 03 Agustus 2025 | 16.50 WIB Last Updated 2025-08-03T09:52:00Z

Foto, tangkap layar dari unggahan video (kenangan saat naik bus transportasi umum) di Jepara. Oleh akun Facebook Jepara update.

Queensha.id - Jepara,


Halo kangmas mbakyu, kapan terakhir kali umbal mikrobus?

Pertanyaan ini tengah ramai dibicarakan warganet Jepara di media sosial, khususnya di akun Facebook Jepara Update. Bukan tanpa alasan, transportasi legendaris yang dulu jadi andalan masyarakat ini kini mulai tergeser oleh zaman.


Mikrobus atau biasa disebut "mikro" merupakan kendaraan angkutan umum berukuran mini yang dulu populer melayani rute antar-kecamatan di Kabupaten Jepara. Puncak kejayaannya terjadi pada era 1980-an hingga 1990-an, saat mikro menjadi tulang punggung mobilitas harian bagi pelajar, pedagang pasar, dan pekerja pabrik di Jepara.


Namun kini, nasib mikrobus mulai memudar. Salah satu rute yang paling terdampak adalah Jepara–Bangsri. Jumlah penumpang terus menurun drastis, menyebabkan para sopir harus berjibaku agar armadanya tetap berjalan, meskipun sering kali lebih banyak kursi kosong daripada yang terisi.


"Kalau nggak dijalankan, malah bisa rusak. Jadi walau rugi, ya tetap jalan demi jaga kondisi mesin dan suku cadang," ujar Pak Muji, sopir mikrobus rute Jepara–Bangsri yang sudah mengemudi sejak 1991.



Nostalgia Tarif Murah


Warga Jepara mengenang masa-masa ketika mikrobus menjadi bagian penting dari keseharian mereka. Tarifnya pun sangat terjangkau saat itu.


"Dulu saya naik mikro dari Bangsri ke Jepara cuma bayar Rp1.500. Itu pun bisa bon dulu, bayarnya nanti kalau sudah ada uang," kenang Pak Yanto, warga Bangsri yang kini bekerja sebagai tukang batu.


Lain lagi dengan Bu Siti, pedagang pasar pagi di Jepara. Ia bercerita, "Sekitar tahun 2000-an awal masih sering naik mikro, bayar cuma Rp2.000. Sekarang anak saya sudah naik motor sendiri."


Sedangkan bagi kalangan pelajar seperti Mita (28), kenangan naik mikro tetap membekas. "Pas zaman SMP, dari Mlonggo ke Jepara cuma Rp5.000 pulang-pergi. Sekarang sudah nggak ada anak-anak sekolah yang naik mikro. Semua diboncengin atau naik ojol."



Pergeseran Transportasi


Menurunnya popularitas mikrobus di Jepara tak bisa dilepaskan dari pesatnya perkembangan transportasi pribadi dan daring. Maraknya penggunaan sepeda motor, serta kehadiran ojek online dan angkutan daring, membuat mikrobus semakin kehilangan tempat di hati masyarakat.


Namun demikian, banyak warga yang berharap ada upaya revitalisasi moda transportasi ini, bukan hanya demi nostalgia, tetapi juga sebagai solusi alternatif ramah lingkungan dan terjangkau untuk mobilitas sehari-hari.


"Kalau bisa diremajakan dan dibuat nyaman, saya yakin mikro bisa bangkit lagi," ujar Dedi, mahasiswa asal Nalumsari.


Kini, di tengah derasnya arus modernisasi, mikrobus Jepara tinggal menyisakan kenangan. Tapi siapa tahu, dengan langkah yang tepat, kendaraan kecil bersejarah ini bisa kembali berjaya di jalanan kota ukir.


***

Sumber: Ju.

Tanggal: 3 Agustus 2025
Media: Queensha Jepara

×
Berita Terbaru Update