Notification

×

Iklan

Iklan

Suami Terlalu Nyaman Biarkan Istrinya jadi Tulang Punggung Keluarga

Selasa, 05 Agustus 2025 | 13.21 WIB Last Updated 2025-08-05T06:22:32Z

Foto, ilustrasi seorang suami santai minum kopi dengan seorang istri yang mulai berangkat kerja di pasar.

Queensha.id - Edukasi Sosial,


Fenomena sosial yang makin sering terlihat di banyak rumah tangga masa kini adalah pergeseran peran yang nyaris tak disadari: ketika suami terlalu nyaman membiarkan istri mengambil alih peran sebagai tulang punggung keluarga dan secara fisik, mental, bahkan spiritual.


Tak sedikit pria modern merasa sudah cukup berperan hanya dengan ‘tidak melarang’ istrinya mandiri. Padahal, kemandirian yang tidak diseimbangkan dengan perhatian dan kepedulian, justru bisa menjadi luka yang tumbuh diam-diam di dada seorang istri.



Mandiri Bukan Berarti Tak Butuh Ditemani


Wanita hari ini memang luar biasa. Mereka bisa menyetir sendiri ke mana pun, belanja kebutuhan keluarga di supermarket, mengantar anak sekolah, bahkan memperbaiki perabot rumah tangga kecil yang rusak dan semua dilakukan tanpa bantuan suami.


Tapi di balik semua itu, banyak yang diam-diam menangis di kasur saat anak-anak sudah tidur, makan sendiri di tengah keramaian, atau mencoba mengelola emosinya sendiri tanpa tahu kepada siapa harus berbagi.


"Yang menyakitkan bukan ketika istri lelah, tapi ketika ia merasa lelah sendirian,” ujar Ustazah Nurma Fauziah, pendakwah perempuan dari Semarang.



Kesibukan Suami Bukan Alasan untuk Abai


Ketika seorang istri mulai terbiasa menjalani semuanya sendiri, ada risiko besar yang mengintai: ia mulai terbiasa tanpa suaminya. Tak ada lagi rasa rindu, tak ada lagi ruang untuk berharap.


Banyak pria terjebak dalam rutinitas kerja, scroll media sosial, atau bermain game hingga lupa bahwa ada seseorang di rumah yang diam-diam sedang kehilanganmu.


Padahal, Islam telah mengajarkan pentingnya menjaga hubungan suami istri, bukan hanya secara lahir tapi juga batin.



Pandangan Islam: Istri adalah Amanah, Bukan Asisten Hidup


Dalam Islam, seorang suami diwajibkan memberi nafkah, mencintai, serta memperhatikan kondisi fisik dan batin istrinya. Rasulullah SAW menjadi contoh utama dalam hal kelembutan terhadap pasangan.


Bahkan, Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa kehancuran rumah tangga seringkali dimulai bukan dari masalah besar, tapi dari sikap acuh dan tidak menghargai pasangan.


"Ketika istri menjadi tulang punggung sendirian tanpa kehadiran batin suami, itu bentuk kezaliman yang akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah,” tegas KH. Fathurrahman, pengasuh Ponpes Al-Hikmah Jepara.



Kehangatan Bukan Soal Materi, Tapi Soal Hadir


Satu pesan yang ditanyakan tiap malam, satu telepon singkat, atau satu kalimat sederhana seperti, “Kamu sehat? Sudah makan?” seringkali lebih berarti daripada segepok uang belanja.


Jangan tunggu hingga istrimu benar-benar terbiasa tanpa kamu. Jangan tunggu hingga ia hanya memandangmu sebagai ‘bapak dari anak-anaknya’, bukan lagi pasangannya.


Jika dia hari ini masih bertahan, bukan karena dia tidak bisa pergi. Tapi karena dia masih berharap kamu akan berubah dan hadir.


***

×
Berita Terbaru Update