Foto, tangkap layar dari unggahan akun Facebook. |
Fenomena perhitungan belanja sederhana namun membingungkan kembali mencuat di media sosial. Sebuah catatan pengeluaran dengan modal awal Rp50.000, setelah dihitung-hitung, menyisakan selisih Rp1.000 yang tak jelas ke mana perginya. Catatan itu menuliskan:
- Uang awal: Rp50.000
- Beli voucher: Rp15.000 → sisa Rp35.000
- Beli bakso: Rp25.000 → sisa Rp10.000
- Beli es teh: Rp6.000 → sisa Rp4.000
- Beli cilok: Rp4.000 → sisa Rp0
Namun, di bagian bawah, sang penulis menjumlahkan total belanja Rp50.000, sementara sisa yang dihitung secara akumulatif hanya Rp49.000. Dari sinilah muncul kebingungan: ke mana hilangnya Rp1.000 itu?
Penjelasan Pakar Matematika
Mr. DK, salah satu seorang pakar matematika dari salah satu universitas negeri menjelaskan bahwa kasus ini bukanlah soal uang benar-benar hilang, melainkan kesalahan metode pencatatan.
“Kalau ditotal belanjaannya, semuanya jelas Rp15.000 + Rp25.000 + Rp6.000 + Rp4.000 = Rp50.000. Artinya, uang habis sempurna, tidak ada yang kurang. Kekeliruan muncul karena penulis menambahkan angka ‘sisa’ di setiap tahap seolah itu bagian dari perhitungan total. Padahal, angka sisa itu hanya informasi sementara, bukan bagian dari akumulasi belanja,” ujarnya, Sabtu (20/9).
Dengan kata lain, Rp49.000 yang tertulis itu hanyalah hasil penjumlahan salah kaprah dari angka-angka sisa, bukan perhitungan resmi dari belanja.
Perspektif Pakar Sosial
Mr. ZK, salah seorang pakar sosial menilai fenomena kecil seperti ini justru menarik perhatian publik karena menyentuh keseharian masyarakat.
“Sering kali, ketika menghitung pengeluaran, orang lebih fokus pada angka-angka di kertas daripada logika arus uang. Itulah kenapa muncul kesan ada uang hilang. Padahal tidak. Fenomena ini juga menggambarkan bahwa transparansi dalam pencatatan ekonomi keluarga, meski sederhana, bisa memicu perdebatan jika tidak teliti,” jelasnya.
Bagaimana Perhitungan Ekonominya?
Secara ekonomi sederhana, sistemnya begini:
- Modal awal: Rp50.000
- Total pengeluaran: Rp50.000
- Sisa uang: Rp0
Tidak ada uang hilang, hanya cara pencatatan yang membuatnya tampak seolah ada selisih Rp1.000.
Jadi, kasus ini membuktikan bahwa dalam urusan belanja sehari-hari, ketelitian sangatlah penting. Bukan soal besaran nominal, melainkan pemahaman logika arus keluar masuk uang.
Atau, seperti yang disampaikan pakar matematika:
“Jika belanja pas Rp50.000 dari Rp50.000, tidak ada uang yang hilang. Yang hilang hanyalah ketelitian dalam mencatat.”
***