Foto, salah satu pengendara motor yang tewas di tempat. |
Queensha.id - Demak,
Dua pengendara sepeda motor tewas dalam kecelakaan beruntun yang terjadi di Jalan Demak–Jepara, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Peristiwa nahas ini berlangsung pada Senin (15/9/2025) malam dan Rabu (17/9/2025) pagi, dan sempat viral di media sosial dengan narasi jalan licin akibat ceceran tanah dari proyek normalisasi Sungai Wulan.
Kronologi Kecelakaan
Kanit Gakkum Satlantas Polres Demak, Iptu Bambang Susilo, membenarkan adanya dua kecelakaan di jalur tersebut. Namun, ia menegaskan insiden kedua pada Rabu tidak disebabkan oleh material proyek.
Menurutnya, kecelakaan terjadi ketika sebuah truk tangki bernomor polisi B 9703 SEI yang dikemudikan Yuli Purwanto (41), mendahului sepeda motor dari arah Mijen menuju Demak. Pengendara motor diduga kurang hati-hati sehingga tergelincir.
“Penyebab kecelakaan ini karena kurang hati-hatinya pengendara. Saat truk mendahului dari lajur kanan, motor korban tergelincir hingga jatuh,” ujar Bambang, Jumat (19/9/2025).
Korban pertama diketahui bernama Saerozi (55), warga Desa Bakung, Kecamatan Mijen. Ia mengendarai sepeda motor Honda Vario H 5250 NJ dan terjatuh ke kanan hingga terlindas truk. Saerozi sempat dilarikan ke rumah sakit, namun meninggal dunia saat perawatan.
Dari hasil olah TKP, polisi memastikan jalan dalam kondisi kering. Korban tergelincir akibat tanah pasir di bahu jalan, bukan karena tanah yang terbawa dari proyek pengerukan Sungai Wulan.
Polisi Koordinasi dengan BBWS
Kasus ini mendapat perhatian serius karena bertepatan dengan berlangsungnya proyek normalisasi Sungai Wulan. Jalan Demak–Jepara digunakan sebagai jalur lalu lintas truk pengangkut tanah sedimentasi, sehingga publik menyoroti kemungkinan dampak proyek terhadap keselamatan pengguna jalan.
Iptu Djoko Prayitno, KBO Satlantas Polres Demak, menyebut pihaknya sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan pelaksana proyek.
“Dari pemaparan, pengerjaan sudah sesuai SOP. Setiap hari dilakukan pembersihan jalan. Kami tidak menemukan adanya pelanggaran,” ujarnya.
Ia menambahkan, kondisi jalan licin lebih dipengaruhi intensitas hujan tinggi. Tanah dari bahu jalan yang lebih tinggi terbawa air hujan sehingga masuk ke lajur lalu lintas.
Untuk mencegah kecelakaan, polisi menyarankan dibuat saluran drainase tambahan serta pemasangan rambu-rambu lalu lintas di titik rawan.
Respons Pemerintah Kecamatan
Plt Sekretaris Kecamatan Mijen, Uditya Yayang Wulandari, mengatakan pihaknya telah melakukan rapat koordinasi bersama aparat kepolisian dan pelaksana proyek untuk mitigasi dampak pengerukan Sungai Wulan.
“Langkah yang diambil antara lain pembersihan jalan dan metalling jalur keluar-masuk dump truk agar tanah tidak terbawa ke badan jalan,” jelasnya.
Uditya juga mengonfirmasi adanya pengendara yang terjatuh akibat kondisi jalan licin, namun menekankan bahwa kecelakaan kedua pada Rabu bukan disebabkan langsung oleh material proyek.
“Kita sudah konfirmasi ke Polsek Mijen, insiden itu bukan akibat lumpur proyek,” tegasnya.
Fokus pada Keselamatan
Untuk sementara, pengerjaan proyek dihentikan dan fokus dialihkan pada pembersihan jalan demi keselamatan pengguna. Polisi, pemerintah, dan pelaksana proyek berkomitmen menjaga jalur Demak–Jepara tetap aman dilalui, agar kejadian serupa tidak kembali terulang.
Dua kecelakaan di Jalan Demak–Jepara ini menjadi peringatan penting tentang keselamatan lalu lintas di tengah proyek infrastruktur. Koordinasi lintas pihak diharapkan mampu menekan risiko dan menjaga nyawa pengguna jalan.
***