Foto, salah seorang pengukir kayu jati dari Jepara. Sumber Foto: MIK Jepara. |
Queensha.id - Jepara,
Semangat menjaga dan mengembangkan warisan seni ukir di Bumi Kartini kembali mendapat perhatian serius. Kabupaten Jepara, yang sejak ratusan tahun silam dikenal sebagai pusat ukir dan mebel dunia, kini tengah berbenah untuk mengembalikan kejayaannya.
Bertempat di Gedung Shima, Kamis (11/9/2025), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara menggelar Seminar Pelestarian Ukir yang dirangkai dengan berbagai agenda budaya. Mulai dari lomba ukir, lomba mewarnai motif ukir untuk pelajar tingkat SD hingga SMA/SMK, hingga lomba cipta karya cinderamata ukir tingkat kabupaten.
“Program wisata Kota Ukir untuk Mulyoharjo dan Tahunan dimulai tahun depan. Ini nanti ada penyusunan feasibility study, dan di akhir tahun akan kita sosialisasikan,” kata Bupati Jepara, Witiarso Utomo.
Wisata Ukir Jadi Magnet Baru
Witiarso menjelaskan, wilayah Mulyoharjo dan Tahunan telah lama dikenal sebagai sentra ukir, mebel, dan furnitur. Namun, tingkat kunjungan wisatawan masih relatif rendah. Untuk itu, Pemkab Jepara bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) akan melakukan penataan kawasan agar menjadi destinasi wisata baru.
“Kecamatan lain yang punya potensi ukir juga bisa meniru dan mengembangkan tema sendiri. Harapannya, wisata ukir ini menjadi ikon baru Jepara,” ujarnya.
Witiarso menambahkan, pelibatan masyarakat menjadi kunci agar warisan ukir tetap lestari. “Kegiatan lomba ini bukti nyata bahwa seni ukir Jepara masih hidup di tangan generasi penerus,” katanya.
Agenda Besar 2026
Selain wisata ukir, Pemkab Jepara menyiapkan tiga agenda besar tahun depan untuk mendongkrak eksistensi seni ukir Jepara di tingkat nasional hingga internasional.
- Pameran Seni Ukir Jepara “TATAH” di Galeri Nasional.
- IFEX 2026 di ICE BSD City, Tangerang.
- INDEX Dubai World Trade Center, Uni Emirat Arab.
“Ini langkah strategis agar seni ukir Jepara semakin dominan, tidak hanya di dalam negeri tapi juga di pasar global,” tegas Witiarso.
Menuju Pengakuan UNESCO
Dukungan pelestarian seni ukir Jepara juga datang dari tingkat nasional. Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, yang hadir dalam agenda tersebut, mengaku bangga dengan antusiasme para peserta lomba ukir.
“Melihat anak-anak kita ini sungguh membesarkan hati. Proses transfer pengetahuan berjalan, dan ada kemauan kuat dari generasi muda untuk melestarikan,” ujarnya.
Tak hanya itu, Pemkab Jepara bersama pemerintah pusat kini tengah mengajukan seni ukir Jepara sebagai warisan budaya takbenda ke UNESCO. Prosesnya meliputi penyusunan dokumen dan diplomasi internasional, termasuk komunikasi dengan Bosnia yang telah lebih dulu mendapat pengakuan UNESCO dalam seni ukir.
“Dokumentasi terus kita lengkapi. Diplomasi juga berjalan melalui parlemen. Mohon doa agar proses ini segera terealisasi,” tandas Lestari.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Jepara optimistis bisa mengembalikan kejayaan seni ukirnya, sekaligus menjadikannya sebagai warisan dunia yang diakui secara resmi.
***