Foto, tayangan iklan legendaris "RCTI Oke". |
Queensha.id - Banjarmasin,
Nama Hj Noor Parida atau yang akrab disapa Acil Ida begitu lekat di ingatan masyarakat Indonesia, khususnya generasi 90-an. Senyumnya yang ramah dan jempol teracung dari perahu di Pasar Terapung Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menjadi bagian dari iklan legendaris “RCTI Oke” yang tayang sejak 1995.
Namun, di balik iklan yang menjadikannya ikon, tersimpan kisah pilu. Selama tujuh tahun wajahnya menghiasi layar kaca, Acil Ida ternyata hanya dibayar Rp40 ribu oleh rumah produksi yang kala itu dipercaya untuk membuat iklan RCTI.
Dari Pedagang Pasar ke Layar Kaca Nasional
Anak Acil Ida, Rahmi, mengenang momen ketika sang ibu diminta ikut syuting pada Desember 1994. Kala itu, Acil Ida memang pedagang di Pasar Terapung Kuin. Rumah produksi yang bekerja sama dengan RCTI memilih lokasi tersebut untuk menampilkan budaya lokal Indonesia.
“Waktu itu ibu dibayar Rp40 ribu. Karena merasa uang itu cukup besar, ibu membelikannya untuk perlengkapan sholat, sejadah dan mukena,” ujar Rahmi.
Iklan tersebut tayang perdana pada 1995 dan bertahan hingga 2001. Berkat tayangan itu, nama Acil Ida mulai dikenal luas. Pasar Terapung Kuin yang tadinya sepi pun mendadak populer, bahkan dikunjungi wisatawan mancanegara.
Fakta yang Menghebohkan RCTI
Selama bertahun-tahun, manajemen RCTI tidak mengetahui soal honor yang diterima Acil Ida. Baru pada 2001, sebuah media lokal di Banjarmasin menulis profil dirinya. Saat kabar itu sampai ke Jakarta, pihak RCTI terkejut.
“Pikirnya sudah beres dengan rumah produksi. Tapi setelah tahu, pihak RCTI langsung memanggil ibu ke Jakarta,” jelas Rahmi.
Sebagai bentuk penghargaan, melalui program tali kasih, RCTI memberikan hadiah berupa televisi dan uang tunai Rp1,5 juta kepada Acil Ida. Setahun kemudian, pada perayaan ulang tahun RCTI ke-14, manajemen kembali mengundangnya ke Jakarta dan menyerahkan bantuan Rp14 juta. Uang itu kemudian dipakai Acil Ida membeli sepeda motor.
Akhir Perjalanan Sang Ikon
Meski hidup sederhana, Acil Ida dikenang sebagai sosok yang membawa nama Banjarmasin hingga ke layar kaca nasional. Tayangan “RCTI Oke” menjadikannya simbol keakraban dan kebanggaan lokal yang mendunia.
Namun, perjalanan hidupnya berakhir pada Kamis (25/6/2020). Acil Ida wafat karena sakit yang dideritanya. Ia dimakamkan di kompleks keluarga, berdampingan dengan pusara suaminya.
Kepergiannya membawa duka bagi warga Banjarmasin, khususnya mereka yang masih mengingat senyum tulusnya dari atas perahu di Pasar Terapung Kuin.
***