Notification

×

Iklan

Iklan

Kisah Children of Heaven, Abang-Adik Bergantian Seragam Pramuka demi Sekolah

Sabtu, 20 September 2025 | 16.40 WIB Last Updated 2025-09-20T09:42:39Z

Foto, Haikal Al Farizi (18) dan adiknya, Haezar Alzikri (15) dari Bogor, Jawa Barat.

Queensha.id - Bogor,


Kisah mengharukan dalam film legendaris Children of Heaven (1997) karya sutradara Majid Majidi ternyata benar-benar terjadi di Indonesia. Di film tersebut, dua bersaudara, Ali dan Zahra, harus bergantian memakai sepasang sepatu karena kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan.


Hal serupa dialami oleh dua bersaudara di Bogor, Haikal Al Farizi (18) dan adiknya, Haezar Alzikri (15). Selama bertahun-tahun, keduanya bergantian memakai seragam Pramuka setiap hari Kamis untuk bisa tetap bersekolah.


Haezar, siswa kelas 3 SMP, menggunakan seragam Pramuka di pagi hari. Sementara Haikal, yang duduk di kelas 3 SMK, mengenakannya pada jadwal sekolah siang. Tak hanya baju, keduanya juga bergantian sepatu.


“Gantian memakai baju Pramuka setiap hari Kamis. Sepatu juga. Kemarin Aa (Haikal) masuk siang, Haezar pagi,” tutur Haezar saat ditemui di kontrakan sederhana mereka di Desa Bojong Indah, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Kamis (18/9/2025).



Hidup di Tengah Kekurangan


Haikal dan Haezar tinggal bersama ibu mereka, Nina Rahmadini (40) yang mengalami gangguan jiwa, nenek bernama Sumiati, serta adik bungsu mereka, Calista (9). Sang ayah meninggal dunia pada 2020, sehingga keluarga ini bertahan hidup dari bantuan kerabat dan belas kasihan warga sekitar.


“Kami kerja sama, abang saya, suami saya, nenek saya juga. Terus dari bantuan juga gitu,” kata bibi mereka, Dika Yuniasari.


Dika menambahkan, kebiasaan bergantian seragam sudah terjadi sejak Haikal masuk SMK dan Haezar masuk SMP. “Seragam Pramukanya cuma satu bergantian. Adiknya dulu, baru abangnya gitu,” ujarnya.



Dari Rasa Iba Jadi Gelombang Bantuan


Video keduanya yang bergantian seragam viral di media sosial dan mengundang perhatian publik. Awalnya, Dika sempat khawatir kondisi mental keponakannya akan terganggu karena kisah mereka tersebar luas. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.


“Alhamdulillah, udah dibantu dari seragam sekolah, sepatu, alat tulis sama biaya sekolah. Sudah dibantu, udah dibayar,” ungkap Dika penuh syukur.


Kini, Haikal dan Haezar tak lagi harus bergantian seragam untuk berangkat sekolah. Meski hidup dalam keterbatasan, semangat belajar keduanya menjadi pengingat bahwa pendidikan tetap bisa diperjuangkan dengan cara sederhana, bahkan dalam kondisi paling sulit sekalipun.


***

×
Berita Terbaru Update