Notification

×

Iklan

Iklan

Konser di Alun-alun Jepara Tuai Kritik, Warga Soroti Kerusakan dan Dampak Sosial

Minggu, 07 September 2025 | 12.02 WIB Last Updated 2025-09-07T05:03:26Z

Foto, alun-alun 1 Jepara.


Queensha.id - Jepara,


Polemik seputar pemanfaatan Alun-alun I Jepara kembali menjadi perbincangan hangat. Melalui obrolan di grup WhatsApp Forum Darurat Sosial Jepara, sejumlah relawan dan warga menyuarakan keresahan mereka terhadap maraknya konser musik yang digelar di ruang publik tersebut dalam beberapa pekan terakhir.


Para warga menilai, meski konser membawa keuntungan ekonomi bagi sebagian pihak, namun dampak negatifnya terhadap fasilitas umum dan ketertiban sosial tidak bisa diabaikan.


“Yang penting kantong sy penuh, pemasukan lancar. Ape alun-alun rusak, apek, benjot yo wes ben, salahe sopo do tukaran. Penting tak sawang karo ngopi wae yai,” tulis salah satu anggota grup dengan nada satir.



Untung dan Rugi Konser di Alun-alun


Seorang warga bernama Alba KRJ Jp merinci siapa saja yang mendapat keuntungan dari konser di alun-alun, antara lain:


  1. Event Organizer (EO)
  2. Tukang sound
  3. Biduan
  4. Tukang orkes
  5. Pedagang kaki lima
  6. Pedagang minuman keras
  7. Tukang parkir
  8. Panitia
  9. Pemerintah melalui pajak


Namun, ia menegaskan bahwa kerugian justru ditanggung masyarakat luas.



Daftar kerugian yang disorot warga meliputi:


  1. Alun-alun rusak akibat injakan penonton. Ironisnya, lapangan tersebut tidak boleh dipakai latihan sepak bola anak sekolah, tetapi diperbolehkan untuk konser musik.
  2. Kemacetan jalan di sekitar alun-alun. Warga yang memiliki keperluan mendesak harus memutar jauh mencari jalur alternatif.
  3. Banyak anak-anak yang ikut menonton konser hingga larut malam, padahal waktunya seharusnya dipakai untuk belajar. Hal ini membuat orang tua merasa khawatir.



Kecemburuan Sosial dan Ajakan Evaluasi


Keresahan warga ini disebut berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial. Sebagian masyarakat merasa ruang publik yang seharusnya digunakan bersama, justru lebih sering dimanfaatkan untuk kegiatan komersial.


“Kalau untuk konser boleh, tapi ketika anak-anak mau latihan sepak bola dilarang. Ini yang bikin masyarakat merasa diperlakukan tidak adil,” ungkap salah satu relawan yang ikut mengkritisi.


Sejumlah warga berharap pemerintah daerah dapat mengevaluasi kebijakan pemanfaatan alun-alun agar tidak menimbulkan ketimpangan kepentingan, sekaligus tetap menjaga kondusivitas Jepara.


***

×
Berita Terbaru Update