Notification

×

Iklan

Iklan

Lima Hal yang Sebaiknya Tidak Kamu Ceritakan kepada Orang Lain

Selasa, 16 September 2025 | 08.23 WIB Last Updated 2025-09-16T01:29:00Z

Foto, seseorang sedang melakukan perbincangan hangat soal pribadi.

Queensha.id - Edukasi Sosial,


Dalam kehidupan sehari-hari, berbagi cerita dan pengalaman sering dianggap sebagai cara efektif untuk mempererat hubungan dengan orang lain. Namun, menurut psikologi, ada informasi tertentu yang justru lebih baik disimpan untuk diri sendiri. Jika terlalu terbuka, hal ini dapat menimbulkan dampak negatif, baik terhadap citra diri maupun relasi sosial.


Dilansir dari Expert Editor, berikut lima hal yang sebaiknya tidak kamu ungkapkan kepada orang lain:



1. Kebencian di Masa Lalu


Setiap orang pasti pernah terluka atau dikecewakan. Namun, menceritakan kebencian di masa lalu bisa membuat kamu terlihat negatif, bahkan dianggap belum bisa move on. Hal ini berpotensi menjauhkan orang lain, karena kesan yang muncul adalah kamu terlalu larut dalam masa lalu.



2. Kondisi Finansial


Mengumbar masalah keuangan, baik kekurangan maupun kelebihan, berpotensi memunculkan kecemburuan, perbandingan, hingga ketegangan. Meski edukasi finansial penting, informasi pribadi mengenai keuangan sebaiknya tetap disaring dan disampaikan secara hati-hati.



3. Rahasia Pribadi


Sekali sebuah rahasia terbuka, ia tidak bisa ditarik kembali. Selain menimbulkan penyesalan dan kecemasan bagi diri sendiri, rahasia yang dibagikan juga bisa menjadi beban bagi orang lain. Mereka mungkin merasa wajib menyimpannya, yang akhirnya menciptakan ketegangan dalam hubungan.



4. Tujuan Hidup


Menceritakan rencana besar atau tujuan hidup bisa membuat kamu merasa seolah-olah sudah mencapainya, padahal belum. Lebih jauh, tujuan yang diumbar juga rawan mendapat pengawasan atau komentar orang lain, yang justru dapat mengganggu fokus.



5. Perbuatan Baik


Kebaikan sejatinya bernilai ketika dilakukan dengan tulus, bukan untuk diakui. Jika terlalu sering menceritakan perbuatan baik, orang lain bisa memandangmu sebagai pribadi yang haus pengakuan. Kepuasan dari berbuat baik seharusnya datang dari hati, bukan dari pujian.



Pandangan Pengamat Sosial


Menurut Pengamat Sosial Universitas Indonesia, Dr. Ratna Wibisono, keterbukaan diri memang penting untuk membangun kepercayaan, tetapi harus ada batas yang jelas.


“Masyarakat kita cenderung hangat dan senang berbagi cerita. Namun, tidak semua hal layak untuk dibuka ke ruang publik, apalagi di era media sosial saat ini. Menyimpan hal-hal tertentu justru bisa menjadi bentuk perlindungan diri sekaligus menjaga kualitas hubungan dengan orang lain,” ujarnya, Selasa (16/9) dikutip dari sumber.


Ratna menegaskan, kemampuan memilah informasi pribadi yang pantas dibagikan adalah keterampilan sosial yang semakin dibutuhkan. Jika tidak, risiko kesalahpahaman, penilaian negatif, hingga keretakan hubungan bisa saja terjadi.


Meskipun berbagi kisah adalah bagian alami dari interaksi sosial, memahami batasan dalam mengungkapkan informasi pribadi sangat penting. Dengan menjaga keseimbangan, kita bisa merawat kesehatan mental sekaligus menciptakan hubungan yang lebih sehat dan tulus.


***

×
Berita Terbaru Update