Foto, Rio Cahaya Ramadhan. |
Queensha.id - Jepara,
Prestasi membanggakan ditorehkan Rio Cahaya Ramadhan, siswa kelas VII SMPN 1 Mlonggo. Dalam dua tahun terakhir, ia berhasil menyabet enam penghargaan lomba seni ukir, terdiri dari satu penghargaan tingkat kecamatan dan lima penghargaan tingkat Kabupaten Jepara.
Bakat ukir Rio bukan datang tiba-tiba. Sejak duduk di kelas V SD, ia sudah belajar mengukir dari sang ayah, Sabar Muji, seorang perajin ukir yang sabar membimbing putranya.
Awal Mula Prestasi
Putra pasangan Sabar Muji dan Anik Zuli Yanti, warga Dukuh Ngipik, Desa Kawak, Pakis Aji, ini pertama kali menorehkan prestasi saat duduk di kelas VI SDN 3 Kawak. Ia mewakili sekolah dalam ajang FLs2N tingkat Kecamatan Pakis Aji, dan berhasil meraih juara 1. Rio kemudian melaju ke tingkat Kabupaten Jepara dan menyabet juara 2.
“Sejak itu saya makin menyukai seni ukir,” ujar Rio.
Prestasi Beruntun
Sejak 2024, Rio semakin sering menjuarai berbagai lomba. Ia meraih Juara I lomba seni ukir tingkat Kabupaten di SMKN 2 Jepara, kemudian Juara II lomba Ukir Jepara Bangkit di Taman Makam Pahlawan.
Pada 2025, saat peringatan Hari Pendidikan Nasional, ia kembali meraih Juara I lomba ukir pelajar kategori SD yang digelar Disdikpora Jepara. Terbaru, ia menjadi Juara I Semarak Budaya Lomba Ukir Tingkat SMP Kabupaten Jepara, hasil kerja sama Yayasan Pelestari Seni Ukir, Yayasan Kartini Jepara, Kementerian Kebudayaan, dan anggota DPR RI Dr. Lestari Moedijat.
Dukungan Keluarga dan Sekolah
Di sela-sela belajar, Rio juga membantu ayahnya mengukir rekal. “Namun yang utama tetap sekolah,” jelas Sabar Muji. Ia menuturkan, putranya memiliki minat kuat di seni ukir, sehingga ia tinggal memberi arahan dan melatih keterampilannya.
Rio sendiri punya cita-cita besar. “Kalau Tuhan mengizinkan, saya ingin kuliah di jurusan seni ukir dan menjadi pengusaha ukir,” katanya.
Kepala SMPN 1 Mlonggo, Pahlurronji, S.Pd., M.Pd., merasa bangga dengan capaian siswanya.
“Walaupun baru kelas VII, Rio mampu melampaui prestasi kakak kelasnya. Kami berharap prestasi ini memotivasi siswa lain untuk mencintai seni ukir, warisan Jepara yang kini mulai ditinggalkan generasi muda,” tuturnya.
***