Notification

×

Iklan

Iklan

Temuan Makanan Basi di MBG Banjaran Jepara, Ternyata 5 Siswa Alami Gangguan Kesehatan

Sabtu, 27 September 2025 | 20.28 WIB Last Updated 2025-09-27T13:56:11Z

Foto, tiga siswa yang mengalami gangguan kesehatan yang sudah diperiksa oleh Puskesmas terdekat.



Queensha.id - Jepara,


Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, mendapat sorotan usai ditemukannya makanan basi dan sejumlah siswa mengalami gangguan kesehatan. Kasus ini terjadi di wilayah Desa Banjaran, Banjaragung, dan Srikandang.


Ketua SPPG Banjaran, Bagus Furqon Alfansyah, menyampaikan klarifikasi resmi melalui siaran pers pada Rabu (24/9/2025). Ia menegaskan bahwa pemberitaan yang berkembang di masyarakat banyak yang tidak sesuai fakta, bahkan menjurus pada penyebaran kabar bohong (hoaks).


“Selasa (23/9) sekitar pukul 10.30 kami mendapati ayam pada menu MBG di hari itu sudah basi. Menu MBG hari itu adalah nasi, ayam, sayur jagung wortel buncis, susu, dan buah melon. Kami segera menghubungi sekolah-sekolah untuk melakukan pengecekan ulang serta menghimbau agar tidak dimakan jika ditemukan basi,” jelas Bagus.


Pihak SPPG Banjaran juga meminta sekolah berkoordinasi dengan orang tua apabila ada siswa yang mengalami gangguan kesehatan. Namun, hingga sore hari tidak ada laporan gejala serius dari sekolah. Situasi berubah pada pukul 17.30 ketika muncul laporan adanya siswa di Desa Banjaran yang mengalami mual setelah memakan makanan MBG yang dibawa pulang ke rumah.


“Total ada 3 siswa dari 3 sekolah berbeda yang mengalami gangguan kesehatan. Setelah dicek, gejala yang muncul hanya mual-mual dan bisa ditangani dengan obat di rumah. Esok harinya, kami menemukan tambahan laporan di SDN 1 Banjaran, sehingga total ada 5 siswa yang kami bawa ke Puskesmas Bangsri,” imbuhnya.


Hasil pemeriksaan dokter di Puskesmas Bangsri menyatakan bahwa kelima siswa tidak perlu menjalani rawat inap dan cukup dilakukan perawatan jalan. Gejala yang diderita mayoritas sama, yaitu mual-mual. “Dokter menjelaskan bahwa ada banyak faktor yang bisa menyebabkan kondisi seperti ini,” kata Bagus.


Sebagai langkah lanjut, pihak SPPG Banjaran telah menyerahkan sampel makanan MBG ke Puskesmas Bangsri untuk diperiksa di laboratorium. Selain itu, evaluasi internal bersama para relawan juga telah dilakukan guna mencegah kasus serupa terulang.


Bagus mengaku pihaknya terbuka terhadap kritik dan saran dari berbagai pihak untuk memastikan distribusi MBG sesuai standar keamanan pangan. “Kami mohon maaf atas kejadian ini. Tentu hal ini tidak kita inginkan. Semoga menjadi pembelajaran bersama agar program MBG tetap berjalan dengan baik dan aman bagi siswa,” pungkasnya.


***

×
Berita Terbaru Update