Notification

×

Iklan

Iklan

Tinggal di Rumah Mertua Memang Gratis, tapi Mental yang Harus Dibayar

Selasa, 09 September 2025 | 00.27 WIB Last Updated 2025-09-08T17:28:18Z

Foto, ilustrasi seorang perempuan sedang berpikir positif untuk tinggal bersama mertua.

Queensha.id - Semarang,


Hidup serumah dengan mertua sering kali dianggap sebagai solusi praktis untuk pasangan baru menikah, terutama dalam kondisi ekonomi yang belum stabil. Namun, di balik keringanan biaya karena tidak perlu membayar kontrakan atau cicilan rumah, ada harga lain yang harus dibayar: mental.


Andini, seorang warga Semarang, Jawa Tengah, mengaku sudah tiga tahun tinggal di rumah mertua. Meski secara finansial terbantu, ia sering merasa tertekan karena harus mengikuti aturan yang bukan sepenuhnya miliknya.


“Kalau ada apa-apa, saya merasa serba salah. Mau mengatur rumah tangga sendiri, tapi masih dianggap anak kecil. Gratis memang, tapi hati sering capek,” ungkapnya.


Senada dengan istrinya, Andi Rianto sebagai kepala keluarga pun merasa berada di posisi sulit.


“Sebagai suami, saya ingin menengahi, tapi sering dihadapkan pada pilihan antara membela istri atau menjaga perasaan orang tua. Jadi, rasanya serba salah,” tuturnya.



Dilema yang Umum Terjadi


Fenomena ini bukan hal baru. Banyak pasangan muda di Indonesia memilih tinggal di rumah mertua demi menghemat biaya hidup. Namun, konsekuensinya adalah berkurangnya privasi, munculnya konflik kecil, hingga potensi retaknya hubungan rumah tangga.


Menurut psikolog keluarga, kunci utama agar tetap harmonis adalah komunikasi terbuka. Pasangan harus bisa saling menguatkan dan menyepakati batasan yang sehat dalam kehidupan sehari-hari.



Bagaimana Sikap yang Baik?


Meski terasa berat, ada beberapa sikap yang bisa membantu pasangan muda bertahan dalam kondisi ini:


  1. Menghormati aturan mertua – bagaimanapun, rumah itu bukan milik sendiri.
  2. Bersikap terbuka dengan pasangan – agar tidak menumpuk beban mental sendirian.
  3. Membangun kemandirian perlahan – sisihkan tabungan untuk bisa pindah ke rumah sendiri suatu saat.
  4. Tetap menjaga sopan santun – meski tertekan, jangan sampai melawan dengan cara kasar.



Solusi Jangka Panjang


Psikolog menyarankan, jika memungkinkan, pasangan muda sebaiknya merencanakan kemandirian tempat tinggal sejak awal, meskipun sederhana. Dengan begitu, keharmonisan keluarga bisa lebih terjaga, mertua tetap dihormati, dan rumah tangga pun punya ruang tumbuh sendiri.


Tinggal di rumah mertua memang gratis dari sisi biaya, tetapi mental dan kesabaranlah yang menjadi ongkos utama. Pada akhirnya, membangun rumah tangga yang sehat membutuhkan keseimbangan antara menghormati orang tua dan menjaga kebahagiaan pasangan.


***

×
Berita Terbaru Update